Pihak berwenang Inggris akan bisa memulangkan kapal-kapal yang membawa migran melintasi Selat Inggris di bawah strategi baru yang disetujui menteri dalam negeri Priti Patel, menurut laporan media Inggris, Kamis (9/9).
Sebanyak 828 orang menyeberang dari Perancis dalam satu hari pada akhir Agustus, jumlah yang mencatat rekor. Penyelundup memanfaatkan cuaca akhir musim panas yang menguntungkan untuk melintasi Selat.
Meningkatnya jumlah kapal migran semakin memalukan bagi Patel, yang mengukir reputasi keras dalam hal imigrasi dan hukum dan ketertiban.
"Kembali pegang kendali" perbatasan Inggris adalah bagian penting dari kampanye untuk membawa negara itu keluar dari Uni Eropa dalam referendum Brexit 2016. Tetapi beberapa surat kabar melaporkan Patel kini mengantongi nasihat hukum dan menyetujui penggunaan taktik "mendorong" kapal-kapal kecil itu sebelum mereka mencapai pantai selatan Inggris.
Langkah itu dilakukan setelah Patel mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Perancis, Gerald Darmanin, yang sebelumnya memperingatkan dalam sepucuk surat bahwa taktik baru itu "akan berisiko berdampak negatif pada kerja sama kita".
"Menjaga nyawa manusia di laut berada di atas pertimbangan kebangsaan, status dan kebijakan migrasi, dengan menghormati undang-undang maritim internasional yang mengatur pencarian dan penyelamatan di laut," isi surat tertanggal 6 September itu.
Strategi baru itu telah diuji coba berbulan-bulan, diawasi Korps Marinir Kerajaan, kata harian Daily Telegraph. Namun, pejabat Pasukan Perbatasan mengatakan kepada menteri-menteri bahwa taktik itu hanya bisa digunakan dalam keadaan tertentu dan bukan "senjata ampuh", tambahnya.
Perdana Menteri Boris Johnson Rabu mengatakan kepada parlemen bahwa Inggris harus menggunakan setiap taktik yang mungkin untuk menghentikan "perdagangan keji" penyelundup yang membawa sejumlah besar migran melintasi Selat. [ka/ab]