Penangkapan dramatis di London pekan ini atas seorang anak laki-laki pengusaha Rumania terkemuka, memicu pertanyaan tentang Surat Perintah Penangkapan Eropa, yang mewajibkan negara anggota melaksanakan penangkapan di negara masing-masing atas perintah negara asing.
Pembela HAM mengatakan, masalah pemerintah Rumania dan Alexander Adamescu itu bermotif politik dan para pengecam berpendapat polisi Inggris seharusnya jangan melakukan “pekerjaan kotor” atas permintaan pemerintah seperti Romania, yang dinilai sebagai salah satu negara paling korup di Eropa.
Penangkapan itu terjadi seminggu sebelum rakyat Inggris mengadakan referendum, apakah akan tetap menjadi anggota Uni Eropa, di mana kedaulatan merupakan salah satu isu utama.
Adamescu, usia 38 tahun, sedang dalam perjalanan hari Senin (13/6) untuk menyampaikan pernyataan kepada wartawan di London Frontline Club, sebuah tempat terkenal bagi wartawan berkumpul, ketika polisi Metropolitan London menangkap dan membawanya ke tahanan.
Para pejabat polisi mengatakan kepada VOA, mereka menangkap Adamescu atas Surat Perintah Penangkapan Eropa yang dikeluarkan oleh pemerintah Romania, yang menuduh Adamescu melakukan penyuapan.
Istrinya, Adriana Constantinescu, kemudian membacakan pernyataan di depan hadirin yang tampak tertegun di klub itu, di mana Adamescu menyangkal tuduhan tadi.
Ketika membacakan pernyataan itu, Constantinescu menangis dan bertanya, " Bagaimana ini bisa terjadi di Eropa ?"
"Saya melihat dia di dalam mobil dan ingin mendekatinya, tapi petugas datang dan berkata, ‘mundur!’, dan saya bertanya, 'Mengapa ?' katanya menjelaskan penangkapan suaminya kepada VOA.
Adamescu, istri dan dua anak mereka tinggal di London di mana Adamescu kuliah di Royal Central School of Speech and Drama yang bergengsi.
Para pengecam mengatakan Adamescu dijadikan sasaran oleh pemerintah Romania sebagai pembalasan atas kegiatan politik ayahnya. [ps/ii]
