Tautan-tautan Akses

Inggris Pertahankan Larangan Ekspor Senjata ke Israel


Aktivis pro-Palestina dan sejumlah demonstran lainnya membawa poster berisi seruan gencatan senjata dalam aksi mendukung Palestina di London pada 17 Februari 2024. (Foto: AFP/Justin Tallis)
Aktivis pro-Palestina dan sejumlah demonstran lainnya membawa poster berisi seruan gencatan senjata dalam aksi mendukung Palestina di London pada 17 Februari 2024. (Foto: AFP/Justin Tallis)

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Rabu (4/9) membela keputusan pemerintahnya untuk menangguhkan beberapa pengiriman senjata ke Israel, dengan mengatakan langkah tersebut diperlukan untuk mematuhi hukum internasional.

“Kami tentunya mengakui dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dan telah mengambil tindakan untuk mendukung hak mempertahankan diri tersebut... Namun dalam kaitannya dengan lisensi [pengiriman senjata], ini bukan masalah Israel. Ini adalah kerangka kerja untuk semua lisensi yang harus terus ditinjau,” kata Starmer.

“Ini soal apakah kita mematuhi hukum internasional atau tidak. Kita hanya memiliki kekuatan dalam argumen kita karena kita mematuhi hukum internasional,” tambahnya kepada para anggota parlemen Inggris.

Israel mengecam keras langkah tersebut dan mengatakan bahwa hal itu hanya akan memperkuat militan Hamas di Gaza. Israel menyerang Gaza setelah kelompok militan Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 253 orang lainnya dalam sebuah serangan teror lintas batas pada 7 Oktober 2023.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan hingga tanggal 4 September sedikitnya 40.786 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan darat dan udara Israel. Sementara 94.224 lainnya menderita luka-luka.

Langkah signifikan

Inggris pada Senin (2/9) menangguhkan sekitar 30 dari 350 lisensi untuk ekspor senjata ke Israel setelah melakukan peninjauan hukum. Menteri Luar Negeri David Lammy menyampaikan pengumuman tersebut di parlemen pada Senin.

“Penilaian yang saya terima membuat saya tidak dapat menyimpulkan apa pun selain bahwa untuk ekspor senjata Inggris tertentu ke Israel, memang ada risiko yang jelas bahwa senjata tersebut dapat digunakan untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” kata Lammy kepada para anggota parlemen, seraya menambahkan bahwa larangan ekspor tersebut mencakup “peralatan yang kami nilai akan digunakan dalam konflik saat ini di Gaza, seperti komponen-komponen penting yang dapat digunakan dalam pesawat militer, termasuk pesawat tempur, helikopter dan pesawat nirawak, serta piranti-piranti yang dapat memfasilitasi penargetan serangan darat.”

Analis Timur Tengah di Chatham House yang berkantor di London, Yossi Mekelberg, mengatakan langkah Inggris tersebut hanya akan berdampak kecil pada operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF). “Sebagian besar senjata dan amunisi Israel sebenarnya berasal dari Amerika Serikat dan Jerman. Jumlahnya hampir 99% dari senjata yang dipasok ke Israel,” ujarnya.

Namun simbolisme dari langkah Inggris tersebut merupakan sesuatu yang signifikan, tambah Mekelberg.

“Penangguhan ini memberikan pesan yang jelas bahwa Anda dapat menjadi sahabat Israel, Anda dapat mendukung Israel – termasuk Partai Buruh [partai yang berkuasa] – mendukung Israel, terutama setelah 7 Oktober, dan memang demikian. Namun pada saat yang sama mereka secara fundamental dapat tidak menyepakati cara Israel berperang dan cara mereka menggunakan senjata.”

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berbicara di hadapan anggota parlemen di London, pada 4 September 2024. (Foto: UK Parliament/Handout via Reuters)
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berbicara di hadapan anggota parlemen di London, pada 4 September 2024. (Foto: UK Parliament/Handout via Reuters)

“Saya pikir kita bisa mulai melihat perubahan [dalam pendekatan Inggris], dan saya pikir apa yang sebagian dari kita pertanyakan adalah apakah mereka akan mengakui negara Palestina. Ini mungkin akan menjadi langkah maju yang terbesar,” tambah Mekelberg.

Dampak politik

Andreas Krieg, peneliti di Institute of Middle Eastern Studies di Kings College London, mengatakan dampak politik dari larangan ekspor akan lebih besar daripada dampak praktisnya.

“Inggris mungkin bukan negara dengan kekuatan militer terkuat di Timur Tengah, namun mereka memiliki kekuatan lunak atau diplomasi dan pengaruh yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya mitra dan sekutu dekat Israel tidak mempercayai pemerintah Israel, ketika mereka mengatakan bahwa mereka mematuhi hukum konflik bersenjata,” kata Krieg kepada VOA.

“Fakta bahwa Inggris sekarang mengatakan terdapat potensi keraguan, hal ini akan menimbulkan keraguan yang lebih besar terhadap kampanye Israel dan keterlibatan negara-negara lain – termasuk Jerman dan Amerika Serikat – dalam membantu dan mendukung kampanye Israel, khususnya di Gaza, tetapi juga berpotensi di Tepi Barat,” tambahnya.

Krieg menilai langkah Inggris ini akan membuat “negara-negara Eropa lainnya mungkin ingin mengkaji kembali izin ekspor senjata mereka dan sejauh mana senjata mereka digunakan dalam perang yang dianggap ilegal, perang yang sebagian ilegal di Gaza,” kata Krieg.

Kematian 6 Sandera Kuatkan Desakan Capai Gencatan Senjata di Gaza
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:32 0:00

AS telah menghentikan ekspor bom berukuran 1 ton ke Israel pada bulan Mei karena kekhawatiran bahwa bom tersebut dapat digunakan dalam invasi darat ke kota Rafah. Namun Washington tetap memasok senjata lain senilai miliaran dolar.

Jerman, yang memasok sekitar 39% impor senjata Israel, belum mengatakan pihaknya berencana untuk menangguhkan pengiriman senjata apa pun.

Israel dengan tegas membantah melanggar hukum internasional dalam perangnya di Gaza dan mengklaim bahwa mereka hanya menarget kelompok militan Hamas, yang dituduh bersembunyi di sekolah, rumah sakit dan masjid, serta menggunakan perisai manusia.

Sejumlah kritikus menuduh IDF melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil dan menarget infrastruktur dasar.

Sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teror. [em/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG