Pemerintahan konservatif Inggris meluncurkan rencana pada Rabu (22/11) untuk merangsang pertumbuhan dan merayu pemilih pada pemilu mendatang, dengan memberikan pemanis berupa pemotongan pajak bagi para pekerja tetapi juga memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih rendah dan inflasi yang begitu tinggi.
Menteri Keuangan Jeremy Hunt meluncurkan paket besar dari 110 langkah yang bertujuan untuk menghidupkan kembali ekonomi yang lemah dan meningkatkan bisnis investasi hingga 20 miliar pounds atau AS $25 miliar per tahun.
Peluncuran itu memastikan medan perang untuk pemilu yang diharapkan dilakukan tahun depan ketika Perdana Menteri Rishi Sunak berusaha untuk merebut kembali medan yang telah direbut oleh oposisi utama, Partai Buruh, setelah mencapai targetnya untuk mengurangi separuh dari inflasi.
Anggaran pada Rabu juga ditetapkan dengan latar belakang krisis biaya hidup yang telah mengikis upah, memicu pemogokan dan membuat jutaan warga Inggris berjuang untuk membayar tagihan-tagihan mereka, dan memberikan dukungan besar bagi Partai Buruh.
Pemerintah ingin berbelok di tikungan setelah pandemic COVID dan anggaran energi yang melonjak, disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina memicu intervensi negara yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk mendukung perekonomian dan rumah tangga yang kekurangan uang.
“Setelah pandemi global dan krisis energi, kita harus mengambil keputusan yang sulit,” kata Hunt di hadapan para anggota DPR di parlemen.
“Kita telah mendukung keluarga-keluarga yang mengalami kenaikan tagihan, memotong pinjaman dan mengurangi separuh inflasi,” tambahnya.
“Alih-alih resesi, ekonomi telah tumbuh. Alih-alih jatuh seperti diperkirakan, pendapatan justru naik. Rencana kami untuk ekonomi Inggris telah bekerja. Tetapi, pekerjaan belum usai,” kata Hunt lagi. [ns/jm]
Forum