Menteri Kesehatan Inggris mengatakan, Minggu (6/6), bahwa varian delta virus corona, yang pertama kali ditemukan di India, kemungkinan 40 persen lebih menular dibandingkan varian alpha.
Matt Hancock mengatakan kepada para wartawan, Minggu (6/6), bahwa varian delta itu telah menjadi varian dominan di negara itu, menggantikan varian alpha yang pertama kali ditemukan di Kota Kent. Hancock mengatakan varian delta itu mungkin bisa mengancam rencana untuk mencabut aturan pembatasan sosial berskala besar sebelum 21 Juni.
Hancock menekankan pentingnya rakyat Inggris untuk divaksin. Dia mengatakan data awal memperlihatkan vaksin itu efektif melawan varian delta setelah masyarakat menerima dua dosis.
Menurut Pusat Riset Virus Corona Johns Hopkins, saat ini, 40 persen dari penduduk Inggris telah divaksin dosis lengkap. Kasus-kasus baru COVID-19 telah berkurang tajam sejak Inggris memulai kampanye vaksinasi.
John Hopkins melaporkan, Minggu (6/6) pagi, bahwa kasus COVID-19 global telah mencapai 173 juta, dengan jumlah kematian mendekati 4 juta. [vm/pp]