Para pemuda itu ingin membawa Ukraina ke arah yang baru dan untuk mencapai tujuan itu mereka menguasai kantor Kementrian Pendidikan Ukraina.
Tanda di depan kementerian itu berbunyi, "Selamat datang Mahasiswa." Mahasiswa cukup menunjukkan kartu mahasiswa untuk masuk dan selain mahasiswa dilarang masuk untuk saat ini.
Di dalam, para mahasiswa mengamati potret menteri-menteri pendidikan masa lalu. Menteri pendidikan yang baru saja terguling dijuluki "Perusak Pendidikan Ukraina."
Para mahasiswa itu terorganisir. Kelompok pemuda siap mempertahankan gedung itu. Ada pusat komando di auditorium, di mana mahasiswa bertemu untuk membahas isu-isu, atau hanya berbincang. Aturan ketat diberlakukan: dilarang merokok, minum dan merusak apa saja. Untuk membantu menerapkan aturan itu, mahasiswa menutup banyak bagian bangunan tersebut.
Di lorong besar di luar ruang kerja menteri pendidikan, mahasiswa memasang segel darurat pada semua pintu.
Anton Savidi, seorang mahasiswa mengatakan, "Kami tidak ingin ada dokumen yang bisa membongkar tindakan korupsi, hilang dari sini."
Mahasiswa akan membuka pintu itu nanti, kalau ada penyidik dan kamera TV.
Dalam jumpa pers, juru bicara mahasiswa menyatakan mereka perlu masukan mengenai pemilihan menteri baru dan reformasi sistem pendidikan.
Dan dalam jangka panjang, mahasiswi jurusan hukum usia 23 tahun Mlada Kachurets mengatakan ia menginginkan lebih banyak dari itu.
"Harapan saya sesungguhnya adalah perubahan nyata dan kehidupan yang lebih baik, bukan dengan mengganti orang tetapi mengubah sistem untuk membangun negara di mana hak azasi dan aturan hukum menjadi hal paling penting," ujarnya.
Itu adalah tujuan ambisius, tetapi menurut Mlada, generasi muda Ukraina lebih mampu mencapai tujuan itu dibandingkan generasi yang lebih tua.
"Semua negara bekas Soviet menghadapi masalah karena orang-orang yang lebih tua masih hidup dalam sistem Soviet. Generasi sekarang, mahasiswa, tumbuh dalam negara yang merdeka, di dunia yang terbuka. Itu sebabnya mereka bisa mengusulkan beberapa pendekatan baru terhadap sistem tersebut," tambahnya.
Mlada mengatakan ia ingin anak-anaknya tumbuh dalam negara di mana mereka tidak akan dibunuh di jalan hanya karena tidak setuju dengan pemerintah. Itulah yang disebutnya negara normal dan beradab, tanpa rasa takut.
Tanda di depan kementerian itu berbunyi, "Selamat datang Mahasiswa." Mahasiswa cukup menunjukkan kartu mahasiswa untuk masuk dan selain mahasiswa dilarang masuk untuk saat ini.
Di dalam, para mahasiswa mengamati potret menteri-menteri pendidikan masa lalu. Menteri pendidikan yang baru saja terguling dijuluki "Perusak Pendidikan Ukraina."
Para mahasiswa itu terorganisir. Kelompok pemuda siap mempertahankan gedung itu. Ada pusat komando di auditorium, di mana mahasiswa bertemu untuk membahas isu-isu, atau hanya berbincang. Aturan ketat diberlakukan: dilarang merokok, minum dan merusak apa saja. Untuk membantu menerapkan aturan itu, mahasiswa menutup banyak bagian bangunan tersebut.
Di lorong besar di luar ruang kerja menteri pendidikan, mahasiswa memasang segel darurat pada semua pintu.
Anton Savidi, seorang mahasiswa mengatakan, "Kami tidak ingin ada dokumen yang bisa membongkar tindakan korupsi, hilang dari sini."
Mahasiswa akan membuka pintu itu nanti, kalau ada penyidik dan kamera TV.
Dalam jumpa pers, juru bicara mahasiswa menyatakan mereka perlu masukan mengenai pemilihan menteri baru dan reformasi sistem pendidikan.
Dan dalam jangka panjang, mahasiswi jurusan hukum usia 23 tahun Mlada Kachurets mengatakan ia menginginkan lebih banyak dari itu.
"Harapan saya sesungguhnya adalah perubahan nyata dan kehidupan yang lebih baik, bukan dengan mengganti orang tetapi mengubah sistem untuk membangun negara di mana hak azasi dan aturan hukum menjadi hal paling penting," ujarnya.
Itu adalah tujuan ambisius, tetapi menurut Mlada, generasi muda Ukraina lebih mampu mencapai tujuan itu dibandingkan generasi yang lebih tua.
"Semua negara bekas Soviet menghadapi masalah karena orang-orang yang lebih tua masih hidup dalam sistem Soviet. Generasi sekarang, mahasiswa, tumbuh dalam negara yang merdeka, di dunia yang terbuka. Itu sebabnya mereka bisa mengusulkan beberapa pendekatan baru terhadap sistem tersebut," tambahnya.
Mlada mengatakan ia ingin anak-anaknya tumbuh dalam negara di mana mereka tidak akan dibunuh di jalan hanya karena tidak setuju dengan pemerintah. Itulah yang disebutnya negara normal dan beradab, tanpa rasa takut.