Tautan-tautan Akses

IPad untuk Murid Taman Kanak-Kanak


Ibu guru Laurie Gerard menggunakan iPad bersama murid-muridnya di taman kanak-kanak kota Auburn, negarabagian Maine (7/11).
Ibu guru Laurie Gerard menggunakan iPad bersama murid-muridnya di taman kanak-kanak kota Auburn, negarabagian Maine (7/11).

Meskipun beberapa pihak mengecam sebagai pemborosan, namun para pejabat sekolah di Auburn, Maine memperkirakan langkah itu akan mendorong proses belajar pada sejumlah bidang akademis.

Sembilan tahun lalu, Maine menjadi negara bagian pertama yang membekali siswa-siswa sekolah menengah pertama (SMP) dengan komputer laptop – sebuah program yang telah diperluas hingga ke separuh dari seluruh sekolah menengah atas (SMA).

Kini dalam sebuah program yang menarik perhatian dunia internasional, sebuah sekolah tingkat kabupaten di Maine telah meluncurkan inisiatif belajar baru yang melengkapi semua murid taman kanak-kanak dengan iPad.

Di sekolah dasar Sherwood Heights di Auburn – Maine, Laurie Gerard mempersiapkan kelasnya untuk belajar iPad. Sebelum mereka mengumpulkan komputer jenis tablet, murid usia lima dan enam tahun melafalkan lagu pendek tentang aturan-aturan dasar penggunaan komputer itu.

“Saya memperkenalkan aplikasi magnetik kami kepada anak-anak. Kami akan menggunakannya bersama mereka untuk membuat nama dan kata-kata. Kami membuat kata-kata. Dan hari ini kami hanya akan menjelajah sehingga mereka mulai menyukai aplikasi ini sebelum mereka benar-benar dapat menggunakannya,” ujar Laurie Gerard.

Sewaktu tahun ajaran berjalan, Gerard berencana menggunakan berbagai aplikasi iPad untuk membantunya menemukan rencana belajar individual bagi setiap murid. IPad telah menjadi fitur kelasnya sejak kelas-kelas dimulai bulan September lalu, dan mereka dengan cepat menjadi kegemaran para murid.

Daniel Fitzgerald yang berusia lima tahun memainkan permainan kata-kata interaktif, mencoba mengeja keras-keras namanya menggunakan iPad.

Kepala Sekolah Sherwood Heights Laura Shaw mengatakan bahwa iPad juga memberi anak-anak masukan segera.

“Anak-anak – khususnya di taman kanak-kanak – sangat mahir dan belajar dengan sangat baik ketika mereka benar-benar memanfaatkan informasi dan obyek,” kata Laura.

Laura menambahkan, “Ketika anda memiliki 18 anak-anak di ruang kelas dan anda melihat 10 anak-anak mengangkat tangan mereka, guru akan berupaya melakukan yang terbaik untuk melihat mereka semua. Tetapi kadang-kadang dengan iPads dan aplikasi tertentu, anak-anak segera mendapatkan masukan. Mereka tahu apa yang telah mereka lakukan benar dan dapat terus maju, atau mereka tahu “oh saya harus minta tolong."

Tahun ini hampir 300 murid taman kanak-kanak di Auburn ikut ambil bagian dalam program tersebut. Separuh dari mereka – seperti di kelas Miss Gerard – sudah memulai program itu, sementara separuh lainnya baru akan memulainya bulan ini.

Pejabat-pejabat sekolah mengatakan program iPad pada separuh anak ini dilakukan untuk memberikan perbandingan data tentang pengaruh penggunaan iPad pada siswa.

Koordinator Proyek iPad Mike Muir yakin komputer ini dapat membantu menyampaikan apa yang mereka gambarkan sebagai kelemahan sangat besar yang dihadapi kabupaten ini pada dua bidang utama, yaitu baca-tulis dan matematika, di mana hanya 60 persen hingga 65 persen siswa kelas tiga yang berhasil memenuhi batas minimal.

Mike Muir mengatakan pengalaman rekannya membantu memperkuat keyakinan tersebut.

“Salah satu guru baca-tulis kami bekerjasama dengan beberapa siswa dan mengalami kesulitan membantu mereka. Ia akhirnya mengeluarkan iPad pribadinya dan lewat beberapa aplikasi iPads, ia membantu siswa mengenali bentuk dan penyebutan huruf, dan mereka memenuhi target dengan sangat cepat. Bahkan ketika ia mengganti topik lain dengan siswa-siswa ini, mereka tetap menguasai topik sebelumnya,” ujar Muir.

Kebanyakan pendanaan awal bagi proyek bernilai 200 ribu dollar ini berasal dari pemerintah negara bagian dan federal, tetapi Mike Muir berharap keberhasilan inisiatif ini akan membuat iPads menjadi bagian anggaran sekolah di kabupaten.

Meskipun demikian tidak setiap orang merupakan penggemar inisiatif iPad Auburn.

“Itu hal konyol! Konyol bukan karena iPad, tetapi karena jumlah uang yang dihabiskan,” demikian pandangan Elliot Soloway, seorang profesor ilmu komputer di Universitas Michigan yang mempelajari hubungan antara teknologi dan pendidikan. Ia juga ragu tentang berapa bermanfaatnya iPad untuk mengajar anak usia lima tahun.

Walaupun demikian gagasan ini mulai dijalankan di sejumlah negara bagian, seperti South Carolina, Tennessee, Illinois dan beberapa tempat lainnya.

Untuk sementara ini, sejauh mana keefektifan iPad sebagai alat belajar di Auburn, negara bagian Maine, baru akan diketahui hasilnya secara pasti pada akhir tahun ajaran, yaitu ketika data perbandingan pendidikan dikeluarkan.

XS
SM
MD
LG