Penasihat keamanan nasional Irak dan utusan khusus PBB untuk negara itu sama-sama mengulangi seruan mereka untuk mempercepat pembubaran Kamp al-Hol di Suriah yang menampung ribuan keluarga militan ISIS pada hari Senin (12/6). Mereka juga kembali menyerukan pengelolaan proses pemulangan penghuni kamp tersebut sesegera mungkin.
Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim al-Araji mengatakan, kamp itu “berfungsi sebagai sumber intelijen yang menyulut terorisme, dan oleh karena itu komunitas internasional wajib bekerja sama untuk membubarkan kamp ini.”
Jihan Hanan, direktur kamp itu, mengatakan kepada Associated Press April lalu bahwa terdapat sekitar 51.000 orang di dalam kamp yang dibagi menjadi tiga kategori; orang Suriah, orang Irak dan sekitar 8.000 perempuan dan anak dari 60 negara lainnya yang tinggal di area kamp yang disebut Annex. Mereka pada umumnya digolongkan sebagai pendukung ISIS garis keras di antara penghuni kamp lainnya.
Jumlah penghuni kamp itu berkurang, dari yang sebelumnya sempat mencapai 73.000 orang. Sebagian besarnya karena sejumlah orang Suriah dan Irak sudah diizinkan untuk pulang.
Akan tetapi, negara-negara lain banyak yang tidak mau mengambil kembali warga negara mereka, yang meninggalkan negara asal untuk bergabung dengan ISIS setelah kelompok radikal itu merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada 2014.
Meski dikelola oleh pasukan keamanan yang dipimpin Kurdi, mereka kesulitan mengendalikan kamp itu.
Radikalisme ISIS tetap menyebar. Pengikut setia kelompok itu mengintimidasi penghuni lain, khususnya di area Annex, yang menampung lebih dari 5.000 anak.
“Al-Hol terus mengobarkan kebencian dan menjadi sumber inspirasi bagi teroris,” kata utusan khusus PBB untuk Irak, Jeanine Hennis-Plasschaert.
Setidaknya selama empat tahun, ribuan anak telah tumbuh besar di kamp itu.
Mereka dibesarkan dalam suasana di mana ideologi radikal ISIS masih beredar dan hampir tanpa akses pendidikan. [rd/jm]
Forum