Iran, Kamis (11/8), mengganggap tuduhan AS bahwa pihaknya merencanakan pembunuhan mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton sebagai pembalasan atas pembunuhan salah satu komandan utamanya tidak berdasar.
Klaim AS itu muncul pada saat pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar yang telah ditinggalkan Washington pada 2018 memasuki masa genting.
Iran saat ini sedang mempertimbangkan apa yang disebut mediator Uni Eropa sebagai teks "final". "Departemen Kehakiman AS telah membuat tuduhan tanpa memberikan bukti yang sah, menciptakan karya fiksi baru," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani.
"Kali ini mereka merekayasa plot yang melibatkan individu seperti Bolton yang karier politiknya telah gagal," ejek Kanani. "Republik Islam menentang tindakan apa pun yang menarget warga Iran dengan menggunakan tuduhan konyol."
Departemen Kehakiman AS mengatakan, Rabu, bahwa mereka telah mendakwa seorang anggota Garda Revolusi Iran atas tuduhan bahwa ia menawarkan bayaran $300.000 bagi seseorang di Amerika Serikat untuk membunuh Bolton.
Rencana itu kemungkinan dirancang sebagai pembalasan dendam atas pembunuhan seorang komandan Garda Revolusi, Qasem Soleimani, di Irak pada Januari 2020, kata departemen itu.
Anggota Garda Revolusi yang diidentifikasi bernama Shahram Poursafi ini juga diduga menawarkan bayaran $1 juta untuk pembunuhan seorang target lainnya.
Surat-surat pengadilan tidak mengidentifikasi siapa target kedua yang dimaksud, tetapi menurut outlet media AS Axios, target yang dimaksud adalah mantan menteri luar negeri dan direktur CIA Mike Pompeo. [ab/uh]
Forum