Pembicaraan antara Iran dan China untuk menuntaskan perjanjian kerja sama strategis selama 25 tahun berlanjut, meskipun Iran membantah dan menyebutnya "rumor yang tak berdasar" tentang kesepakatan yang bocor awal bulan ini.
Rancangan proposal kemitraan itu, yang bocor secara online ke media, menyerukan China menginvestasikan $400 miliar dalam berbagai bidang di Iran: energi, telekomunikasi, infrastruktur, pelabuhan, jalan kereta, dan sektor-sektor lain sebagai imbalan bagi Iran karena memasok China dengan pasokan minyak murah selama 25 tahun ke depan.
Duta Besar Iran untuk Pakistan, Seyed Mohammad Ali Hosseini, membantah laporan itu, menyebutnya propaganda media Barat.
Pernyataan tertulis utusan Iran itu dibacakan dalam forum daring yang diselenggarakan pekan ini oleh Islamabad Policy Institute (IPI), lembaga think-tank non-pemerintah Pakistan, untuk membahas kemungkinan kemitraan China-Iran.
Hosseini mengatakan Iran dan China masih berkonsultasi secara umum untuk mengembangkan kerja sama bilateral mereka "dalam waktu 25 tahun."
China tetap menjadi mitra dagang utama Iran dan importir terbesar minyak Iran. Namun, kerja sama itu kacau dengan diterapkannya sanksi ekonomi oleh Amerika pada tahun 2018 setelah Amerika keluar dari kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif (JCPOA) dengan Iran. [ka/pp]