Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (15/8) membantah keterlibatan Iran dalam penikaman penulis Salman Rushdie.
Seorang juru bicara kementerian itu mengatakan kepada wartawan bahwa Iran menganggap tidak seorang pun “yang patut dipersalahkan dan dituduh selain ia (Rushdie, red.) dan para pendukungnya.”
Agen Rushdie pada Minggu mengatakan bahwa meskipun penulis itu menghadapi masa pemulihan yang lama, “kondisinya menuju ke arah yang tepat.”
Putra Rushdie, Zafar Rushdie, dalam sebuah pernyataan mengemukakan, “Meskipun cederanya parah, selera humornya yang biasanya penuh semangat & menantang tetap utuh.”
Seorang penyerang berkala-kali menikam Rushdie pada hari Jumat sewaktu ia akan menyampaikan ceramah mengenai kebebasan berekspresi artistik di Chautauqua Institution di negara bagian New York.
Hadi Matar, lelaki yang dituduh menyerang Rushdie, pada hari Sabtu mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan. Ia ditahan tanpa uang jaminan.
Penerbitan buku karangan Rushdie, Ayat-Ayat Setan atau The Satanic Verses, pada tahun 1988 telah mendorong pemimpin tertinggi Iran ketika itu, Ayatullah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa untuk membunuh Rushdie dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku itu yang isinya dianggap menghina Islam.
Ketika Khomeini meninggal, fatwa itu tetap berlaku.
Setelah dikeluarkannya fatwa tersebut, Rushdie tinggal dalam pengasingan selama sekitar sembilan tahun tersebut. Setelah itu, ia menjalani kehidupannya secara lebih terbuka. [uh/ab]
Forum