Seorang diplomat senior Iran hari Rabu mengatakan, pemerintah di Teheran mendukung gerakan demokrasi di Timur Tengah “sejak hari pertama” ketika pergolakan dimulai di Tunisia.
Javad Larijani yang mengepalai Dewan HAM Iran dan penasehat tinggi pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, menggambarkan “Arab Spring” sebagai “perubahan sosial yang sangat fantastis dan penting”.
Namun, Larijani juga mengingatkan bahwa dunia Barat supaya jangan menggunakan tekanan eksternal – khususnya militer – di negara-negara seperti Bahrain dan sekutu Iran – Suriah, di mana pergolakan telah menjadi berlarut-larut dan berlangsung penuh aksi kekerasan.
Javad Larijani mengatakan, di Bahrain – di mana mayoritas penduduk adalah warga Syiah seperti di Iran, negara-negara kawasan dan Barat seharusnya tidak ikut campur. Ia mengatakan intervensi akan “benar-benar bertentangan dengan kepentingan rakyat Bahrain, keamanan di kawasan dan juga kepentingan negara-negara Arab”.
Sementara di Suriah, di mana Presiden Bashar al-Assad menghadapi seruan internasional untuk mengundurkan diri dan skorsing dari Liga Arab, Larijani mengutuk apa yang disebutnya “hasutan Amerika, Eropa dan negara-negara Arab” yang mendesak kelompok oposisi untuk angkat senjata menentang pemerintah Suriah. Ia menilai ikut campur dalam urusan Suriah merupakan hal “berbahaya”.