Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan hari Senin kebutuhan jangka panjang dunia akan energi tidak memungkinkan dunia mengenakan sanksi terhadap Iran dengan sumber migasnya yang sangat besar itu.
Para tokoh anggota parlemen Iran menanggapi sanksi baru Uni Eropa itu dengan menyatakan sekali lagi ancaman untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran penting angkutan minyak global.
Para menteri luar negeri Uni Eropa menyepakati sanksi baru itu hari Senin di Brussels, dalam rangka kampanye Barat untuk menekan Iran agar menghentikan bagian-bagian program nuklirnya yang mencurigakan itu.
Keputusan Uni Eropa itu mengizinkan negara-negara anggota yang masih mempunyai kontrak pembelian minyak dari Iran agar memenuhi kontrak tersebut sampai tanggal 1 Juli. Masa tenggang itu diberikan untuk membantu para pengimpor utama seperti Yunani, Spanyol, dan Italia mencari sumber pemasokan alternatif sebelum larangan sepenuhnya berlaku.
Iran sangat bergantung pada pemasukan dari ekspor minyak. Uni Eropa adalah pasar kedua terbesar minyak Iran setelah Tiongkok. Negara-negara Barat menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir dengan berkedok program energi sipil, tuduhan yang dibantah oleh Teheran.
Para pemimpin Perancis, Jerman, dan Inggris mendesak para pemimpin Iran agar menghentikan segera kegiatan nuklirnya yang mencurigakan, dengan mengatakan mereka tidak akan menerima Iran yang memiliki senjata nuklir.
Di Washington, Presiden Amerika Barack Obama mengatakan sanksi baru itu menunjukkan sekali lagi tekad masyarakat internasional untuk menanggulangi ancaman serius yang datang dari progran nuklir Iran.