Tautan-tautan Akses

Iran Luncurkan Sistem Pertahanan Udara di tengah Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah


Sistem pertahanan udara Arman (kanan) ditampilkan dalam acara peluncurannya beserta rudal Sayyad-3 (kiri) di sebuah lokasi yang dirahasikan di Iran. (Foto: Kementerian Pertahanan Iran via AP)
Sistem pertahanan udara Arman (kanan) ditampilkan dalam acara peluncurannya beserta rudal Sayyad-3 (kiri) di sebuah lokasi yang dirahasikan di Iran. (Foto: Kementerian Pertahanan Iran via AP)

Iran meluncurkan dua sistem pertahanan udara baru pada Sabtu (17/2), media pemerintah melaporkan, di tengah ketegangan yang tinggi di Timur Tengah akibat perang yang berlangsung di Gaza.

“Sistem rudal antibalistik Arman dan sistem pertahanan udara ketinggian rendah Azarakhsh, yang dibangun kementerian pertahanan, diluncurkan pagi ini,” kantor berita resmi IRNA melaporkan.

Peluncuran senjata baru tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional dengan perang antara Israel dan Hamas yang didukung Iran yang kini sudah memasuki bulan kelima.

Bahkan sebelum perang, Israel dan Iran adalah musuh bebuyutan, dan Israel sangat menentang program nuklir Iran.

Pada 2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan Iran untuk menghadapi "ancaman militer yang kredibel" guna mencegahnya memperoleh senjata nuklir.

Iran selalu menegaskan program nuklirnya dibuat untuk tujuan damai dan membantah berupaya membuat bom nuklir.

Sistem rudal Arman yang diluncurkan pada Sabtu “memiliki jangkauan menengah dan ketinggian tinggi yang bisa mengidentifikasi target pada jarak 180 kilometer dan menyerang serta menghancurkannya pada jarak 120 kilometer,” kata Menteri Pertahanan Mohammad-Reza Ashtiani pada upacara peluncuran, IRNA melaporkan.

IRNA juga melaporkan bahwa sistem itu dapat menyerang “enam target sekaligus” sedangkan sistem pertahanan Azarakhsh dapat dipasang pada beberapa jenis kendaraan dan “menggunakan radar, sistem elektro-optik dan pencari panas untuk mendeteksi dan melacak targetnya.”

Iran memuji serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober tetapi membantah terlibat. Sedangkan kelompok militan yang didukung Iran di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman semakin sering menyerang pasukan AS dan koalisi antijihad yang dikerahkan ke Irak dan Suriah.

Salah satu serangan serupa pada 28 Januari di sebuah pangkalan di Yordania menewaskan tiga personel militer AS, menyebabkan AS melancarkan serangan ke sasaran-sasaran proIran di Suriah dan Irak.

AS, bersama Inggris, juga melancarkan serangan berulangkali terhadap kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran sebagai tanggapan atas serangan terus-menerus yang dilancarkan kelompok tersebut terhadap pelayaran komersial.

Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka di Laut Merah adalah bentuk solidaritas terhadap orang-orang Palestina di Gaza yang dilanda perang. [ka/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG