Kampanye pemilu parlemen Iran yang berlangsung sepekan mulai berlangsung, Kamis (13/2), dengan lebih dari 7.000 kandidat bersaing memperebutkan 290 kursi, kata TV pemerintah Iran.
Pemilu 21 Februari ini dipandang sebagai kontes antara kandidat-kandidat berhaluan keras dan kandidat-kandidat konservatif setelah kebanyakan kandidat pro-reformasi dan moderat didiskualifikasi.
Pemilu itu juga merupakan ujian bagi popularitas Presiden Hassan Rohani, tokoh yang relatif moderat yang kesulitan memenuhi janjinya memperbaiki kehidupan rakyat di bawah sanksi-sanksi ekonomi AS yang melumpuhkan.
Namun para pakar mengatakan, meningkatnya ketidakpuasan rakyat terhadap ekonomi Iran yang memburuk dan tidak adanya proses pemilu yang transparan dan adil kemungkinan akan menyusutkan niat banyak pemilih untuk hadir di TPS-TPS.
Rohani mengecam Dewan Garda, badan berhaluan keras yang menyeleksi semua kandidat, setelah badan itu mendiskualifikasi ribuan orang yang mencalonkan diri, termasuk 90 orang yang tercatat sebagai anggota parlemen saat ini.
Presiden menggunakan pidato untuk memperingati 41 tahun Revolusi Iran sebelumnya pekan ini, untuk mendesak warga Iran agar tidak pasif di TPS-TPS.
Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei juga menyerukan agar rakyat beramai-ramai memberikan suara mereka. Ia mengatakan, menggunakna hak pilih merupakan tindakan patriotik pada saat ketegangan meningkat dengan AS. [ab/uh]