Iran memberi penghormatan kepada panglima militer Qassem Soleimani dalam sebuah acara perayaan di Teheran pada hari Kamis (2/1).
Tanggal 3 Januari menandai lima tahun sejak komandan militer itu tewas terbunuh dalam serangan rudal AS di Irak. Kematiannya memperbesar ketegangan antara Iran dan AS.
Soleimani dituding oleh Washington sebagai dalang serangan-serangan yang dilakukan milisi yang bersekutu dengan Iran terhadap pasukan AS di kawasan. Ia tewas bersama dengan komandan milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Soleimani, jenderal berusia 62 tahun, adalah komandan militer paling menonjol di Iran dan -sebagai kepala Pasukan Quds, sayap asing Garda Revolusi- adalah arsitek perluasan pengaruh Iran di Timur Tengah.
Soleimani menjadi pemimpin pasukan itu pada 1998. Setelah itu ia diam-diam memperkuat hubungan Iran dengan Hizbullah di Lebanon, pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok milisi Syiah di Irak, sehingga membuatnya meraih status pesohor di dalam negeri dan di antara faksi-faksi yang anti-AS dan anti-Israel.
Tahun lalu, ketika para pelayat menghadiri upacara mengenang Soleimani, hampir 100 orang tewas dalam ledakan bom.
ISIS mengatakan bahwa dua anggotanya telah meledakkan bom sabuk di tengah kerumunan itu, yang berkumpul di kawasan pemakaman di kota di bagian tenggara Iran. [uh/ab]
Forum