Tautan-tautan Akses

Iran Serang Israel, Indonesia Serukan Semua Pihak Menahan Diri


Puing-puing peluncur roket yang, menurut otoritas Israel, melukai seorang gadis berusia 7 tahun, setelah Iran meluncurkan pesawat nirawak dan rudal ke arah Israel, dekat Arad, Israel, 14 April 2024. (Foto: REUTERS/Christophe van der Perre)
Puing-puing peluncur roket yang, menurut otoritas Israel, melukai seorang gadis berusia 7 tahun, setelah Iran meluncurkan pesawat nirawak dan rudal ke arah Israel, dekat Arad, Israel, 14 April 2024. (Foto: REUTERS/Christophe van der Perre)

Indonesia menyampaikan keprihatinan atas eskalasi situasi keamanan di Timur Tengah pasca serangan ratusan pesawat nirawak bersenjata Iran ke Israel Minggu (14/4) dini hari waktu setempat.

Dalam pernyataan tertulis, yang juga dipasang di X, Minggu malam, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia “menyerukan semua pihak untuk menahan diri.”

Iran mengatakan serangan yang disebutnya sebagai operasi “True Promise” itu merupakan bagian dari pembalasan terhadap “kejahatan Israel.” Media-media pemerintah Iran merujuk serangan drone Israel ke kawasan Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pekan lalu, yang menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk seorang komandan senior Korps Garda Revolusioner Iran di luar negeri, Quds Force, dan enam pejabat keamanan lainnya.

Kemlu RI juga “mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak untuk menurunkan ketegangan dan terus berupaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah, termasuk menghentikan pendudukan ilegal Palestina dan berbagai pelanggaran hukum internasional oleh Israel.”

Indonesia kembali menegaskan bahwa “penyelesaian masalah Palestina yang adil melalui two-state-solution (solusi dua negara.red) akan menjadi kunci terciptanya stabilitas keamanan kawasan.”

Tak akan Mampu Hadapi Perang Baru

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterres lewat X juga telah “mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan oleh serangan besar-besaran Iran terhadap Israel dan menyerukan penghentian segera permusuhan ini.” Guterres menegaskan “wilayah itu maupun dunia tidak akan mampu menanggung terjadinya perang baru.”

Sejumlah rudal atau pesawat nirawak bersenjata Iran tampak berhasil dicegat di atas wilayah udara Yordania pada Minggu pagi. Warga di ibu kota Amman melaporkan melihat rudal-rudal itu di angkasa dan mendengar suara ledakan, tampaknya dari pencegatan yang dilakukan Yordania.

Militer Israel, yang kini berada dalam keadaan waspada penuh, mengatakan Iran telah meluncurkan lebih dari 100 drone yang membawa bom ke Israel.

Beberapa jam kemudian Iran mengumumkan telah meluncurkan lebih banyak rudal balistik dan rudal penjelajah yang lebih menghancurkan.

Pengamat Serukan Indonesia Segera Lakukan “Shuttle Diplomacy”

Pakar hukum internasional UI, Prof. Dr. Hikmahanto Juwana (Foto: Courtesy).
Pakar hukum internasional UI, Prof. Dr. Hikmahanto Juwana (Foto: Courtesy).

Guru Besar Hubungan Internasional di Universitas Indonesia Prof. Dr. Hikmahanto Juwana mengatakan selain meminta Dewan Keamanan PBB melangsungkan sidang darurat membahas serangan Israel ke kawasan Kedutaan Iran di Damaskus di Suriah, Indonesia juga seharusnya melakukan “shuttle diplomacy” ke AS dan beberapa negara Eropa agar tidak mendukung tindakan Israel yang salah.

“Negara-negara ini seharusnya memberi contoh agar setiap negara tunduk pada hukum internasional,” tegas Hikmahanto.

"Shuttle diplomacy" adalah salah satu strategi diplomasi, di mana seorang mediator berupaya menjembatani dialog dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.

Rektor Universitas Jendral Ahmad Yani tersebut juga menilai serangan Iran ke Israel saat ini merupakan pembalasan terhadap serangan Israel ke kawasan kedutaannya di Damaskus pada minggu lalu.

Serangan Iran itu, tambah Hikmahanto, merupakan “hak (Iran) untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, konsep yang digunakan oleh Israel saat menyerang Hamas di Gaza hingga saat ini.”

Hikmahanto khawatir jika AS terus menerus membantu Israel menghadapi serangan balasan Iran ini, “bukan tidak mungkin negara-negara lain seperti Korea Utara dan Rusia akan membantu Iran.”

“Perang di Timur Tengah akan bereskalasi yang menjurus pada terjadinya Perang dunia III yang tentunya akan merugikan seluruh umat manusia,” ujar Hikmahanto. [em/ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG