Sejumlah eksekusi massal yang dilakukan ISIS di Suriah dan Irak menunjukkan kelompok teror itu kini dihadapkan pada lebih banyak pembangkangan atau setidaknya ketakutan akan kehilangan kekuasaan di kawasan yang dikontrolnya.
Di Irak, kelompok jihadis itu mengeluarkan daftar nama lebih dari seribu orang yang telah mereka eksekusi dalam beberapa bulan terakhir ini di kota Mosul dan memasang daftar itu di dinding-dinding pengadilan keagamaan yang dibentuk kelompok itu.
Menurut beberapa aktivis anti-ISIS setempat, ratusan warga telah memeriksa daftar nama anggota keluarga yang hilang itu. Sebagian besar korban dituduh menjadi mata-mata atau membantu pasukan Kurdi Peshmerga.
ISIS memenggal kepala seorang jihadis Belgia yang dituduh “berkhianat” dengan berupaya membelot pada tanggal 26 Februari lalu di Deir Ez-Zor di bagian timur Suriah. Menurut sebuah jaringan aktivis setempat, “Deir Ez-Zor Dibantai Diam-Diam”.
Kelompok ISIS memenggal kepala jihadis Belgia itu setelah seorang pejabat Syariah membacakan pernyataan di depan umum, menjelaskan mengapa ia berupaya melarikan diri saat bertempur melawan musuh khilafah itu.”
Tanggal 1 Maret lalu kelompok militan itu menembak mati tiga jihadis asing – seorang warga Tunisia dan dua warga Aljazair – di kota Al Mayadeen, Deir Ez-Zor, mengklaim bahwa ketiganya menerima uang suap dari warga setempat.
Aktivis-aktivis lokal mengatakan sebelum ditembak mati, seorang pejabat Syariah membacakan pernyataan yang menuduh ketiganya melakukan perampokan.
Ketiga anggota asing itu merupakan anggota Kepolisian ISIS di kota Al Mayadeen. Beberapa hari sebelumnya kelompok militan itu juga merajam hingga mati dua gadis remaja di Deir Ez-Zor di depan ratusan penonton. Gadis remaja berusia 16 dan 17 tahun itu dituduh berzina. Sementara, laki-laki yang dituduh melakukan hubungan tidak layak itu dihukum cambuk dan kemudian dibebaskan. [em]