Militan yang setia kepada kelompok ekstremis Negara Islam (ISIS) hari Jumat (18/9) berhasil menyusup ke sebuah pangkalan udara di pinggiran kota Tripoli yang menjadi satu-satunya bandara yang beroperasi di ibukota Libya itu. Militan kemudian melancarkan serangan terhadap markas sebuah milisi Islamis yang bertentangan dengan mereka.
Serangan oleh regu bunuh diri yang beranggotakan sedikitnya empat militan itu adalah salah satu serangan mendadak ISIS yang paling agresif di ibukota Libya. Empat penyerang tewas, kata juru bicara pemerintah yang baru mulai berkuasa di Tripoli yang kebanyakan anggota Islamis dan merupakan lawan pemerintahan yang diakui internasional dan kini berada di pengasingan di kota Tobruk dan Beida di Libya Timur.
Sedikitnya tiga anggota Pasukan Penangkis Khusus (SDF), milisi beranggotakan 700 orang yang setia kepada pemerintah Tripoli, tewas, sewaktu menghadang serangan tersebut. Pemerintah Tripoli mengeluarkan pernyataan berisi ucapan belasungkawa kepada keluarga anggota SDF yang tewas dan menekankan tekadnya untuk berjuang dan memberantas terorisme.
Serangan itu terjadi sewaktu utusan khusus PBB untuk Libya, diplomat Spanyol Bernardino Leon, berupaya mencapai perjanjian perbagian kekuasaan yang rumit untuk menyingkirkan pemerintahan parallel yang saling bersaing di Libya. Berdasarkan kesepakatan itu, faksi-faksi tersebut akan membentuk suatu pemerintah nasional, tetapi pembicaraan goyah menjelang tenggat tanggal 20 September ini. [uh]