Sejumlah militan Palestina menembakkan 12 roket dari Jalur Gaza, Kamis malam (20/8), dan Israel menanggapinya dengan melancarkan tiga serangan udara yang menarget Hamas. Militer Israel mengungkapkan kejadian saling serang paling serius dalam beberapa bulan terakhir tersebut, Jumat pagi (21/8).
Tidak ada laporan mengenai korban tewas dalam insiden itu. Militer Israel mengklaim, mereka berhasil mencegat 9 dari 12 roket yang ditembakkan dari Gaza. Polisi mengatakan, sejumlah bangunan dan kendaraan rusak di wilayah Israel. Unit-unit pembersih bom telah dikerahkan untuk mengumpulkan pecahan roket-roket.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah kelompok militan yang berafiliasi dengan Hamas melancarkan serangan balon api ke Israel sehingga menimbulkan kebakaran di lahan-lahan pertanian. Serangan itu dilancarkan untuk mendesak Israel agar melonggarkan blokade yang diberlakukan di Gaza sejak Hamas merebut kekuasaan pada 2007. Serangan roket Kamis malam (20/8) menandai eskalasi kekerasan yang signifikan.
Israel dan Hamas telah terlibat dalam tiga perang dan beberapa bentrokan kecil dalam 13 tahun terakhir. Kedua pihak diyakini sama-sama tidak menginginkan perang, namun aksi-aksi mereka yang menimbulkan korban tewas memicu konflik yang lebih besar.
Israel telah menutup satu-satunya pintu perdagangan di Gaza, sehingga satu-satunya instalasi pembangkit listrik di wilayah itu berhenti beroperasi karena kurangnya bahan bakar. Karena penutupan operasi instalasi itu pula, sekitar 2 juta warga di Gaza dijatah konsumsi listriknya menjadi empat jam sehari.
Israel juga melarang penangkapan ikan di perairan pantai Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan bom api.
Para perunding Mesir berada di Gaza sebelumnya pekan ini dalam usaha mewujudkan gencatan senjata tidak resmi, namun pulang tanpa membawa hasil. Israel telah mengizinkan Qatar menyediakan bantuan ratusan juta dolar di Gaza dalam beberapa tahun terakhir untuk mencegah ambruknya ekonomi dan memelihara ketenangan di wilayah itu. [ab/uh]
