Juru bicara militer Israel mengatakan pada Jumat (27/10) bahwa Israel meningkatkan operasi militer di darat dan udara di Jalur Gaza di tengah laporan mengenai pengeboman hebat di daerah kantong yang terkepung itu.
"Dalam beberapa jam terakhir, kami mengintensifkan serangan di Gaza," kata Laksamana Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers yang disiarkan melalui televisi. Dia menambahkan bahwa angkatan udara melakukan serangan-serangan ekstensif terhadap terowongan-terowongan dan infrastruktur lainnya.
"Selain serangan yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, pasukan di darat sedang memperluas operasi mereka malam ini," kata Hagari. Pernyataan Hagari itu memicu pertanyaan apakah serangan darat yang sudah lama dinantikan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Jonh Kirby, mengatakan dia sudah mengetahui laporan mengenai Israel memperluas operasi di darat di Gaza. Namun, dia enggan berkomentar mengenai hal itu.
Israel telah mengumpulkan 300 ribu tentara cadangan dan tentara reguler di luar Gaza dalam persiapan untuk penyerangan terhadap militan Hamas. Serangan udara Israel telah menggempur Gaza sejak serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang, termasuk anak-anak. Hamas juga menahan lebih dari 200 sandera.
Kirby mengatakan AS mendukung jeda aktivitas militer di Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, bahan bakar minyak (BBM), dan listrik untuk warga sipil di sana dan sebagai bagian dari upaya, jika memungkinkan, untuk mendorong Hamas agar membebaskan sandera keluar dari Gaza.
Pada Jumat (27/10) pagi, penyedia layanan ponsel Palestina, Jawal, mengatakan seluruh layanan, termasuk layanan telepon dan internet telah terhenti akibat aksi pengeboman.
Sebuah pernyataan dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pihaknya sudah kehilang kontak dengan ruang operasi di Gaza dan seluruh timnya yang beroperasi di lapangan.
Pada Jumat petang, seorang anggota senior biro politik Hamas, Ezzat al-Rishaq, mengatakan Hamas siap menghadapi serangan Israel ke Gaza.
"Jika [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu memutuskan untuk memasuki Gaza malam ini, perlawanan sudah siap," kata al Rishaq melalui aplikasi media sosial Telegram.
Para pejabat Israel telah bersumpah untuk memastikan Hamas tidak akan bisa melancarkan serangan-serangan yang mengancam Israel menyusul pembantaian pada 7 Oktober.
Ketika serangan-serangan udara Israel menggempur sebagian besar wilayah Gaza, warga kehabisan pasokan makanan, air dan kebutuhan dasar lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan korban jiwa di Gaza sudah menembus lebih dari 7.000 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Kementerian Kesehatan, yang melacak jumlah korban tewas, merilis daftar terperinci nama dan nomor identitas korban, yang termasuk lebih dari 2.900 anak-anak kecil dan lebih dari 1.500 perempuan.
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Richard Peeperkorn mengatakan pada Jumat bahwa badan itu menerima perkiraan bahwa sekitar 1.000 jenazah yang belum teridentifikasi masih terkubur puing-puing di Gaza dan belum dimasukkan dalam jumlah korban tewas, menurut laporan kantor berita Reuters. Peeperkorn tidak menyebut sumbernya. [ft/ah]
** Sebagian informasi dari laporan ini berasal dari The Associated Press, Reuters dan Agence France-Presse (AFP).