Tautan-tautan Akses

Israel Bertekad Enyahkan Hamas, Meski Hadapi Konsekuensi Ekonomi


Menteri Ekonomi dan Industri Israel, Nir Barkat
Menteri Ekonomi dan Industri Israel, Nir Barkat

Israel berkomitmen untuk memenangkan perang di Gaza dan memberangus Hamas meskipun harus menanggung konsekuensi ekonomi, kata Menteri Ekonomi dan Industri Israel Nir Barkat, hari Senin (26/2).

Ekonomi Israel yang bernilai $500 miliar terpukul akibat perang di Gaza selama empat bulan lebih. Ribuan orang di Israel meninggalkan pekerjaan mereka untuk bergabung dengan militer.

Namun, Barkat, yang dinilai banyak pihak merupakan kandidat potensial untuk menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa keamanan nasional bukan hanya penting, tapi juga vital bagi perekonomian Israel.

Saat ditanya apa arti risiko defisit perdagangan yang lebih besar dan penurunan peringkat bagi Israel, Barkat mengatakan kepada Reuters: “Begini, kami berkomitmen untuk memenangkan perang. Kami akan memenangkan perang terlepas dari apa pun juga.”

Ia mengatakan, Israel telah menghadapi situasi yang lebih sulit di masa lalu. “Saya rasa ketika orang-orang melihat perekonomian Israel, mereka ingin memastikan, pertama-tama, bahwa kami adalah sebuah negara yang… aman,” ungkapnya saat mengunjungi Uni Emirat Arab untuk menghadiri konferensi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tingkat menteri.

Barkat mengatakan, Israel akan meminjam uang dalam jangka pendek. Pinjaman tersebut, ditambah dengan dampak ekonomi akibat perang, akan meningkatkan rasio utang terhadap PDB, yang merupakan ukuran kemampuan Israel membayar utang, dari 62% menjadi 70%, ujarnya.

Akan tetapi, Barkat, yang merupakan anggota Partai Likud milik Netanyahu, mengaku hal itu tidak membuatnya khawatir. Ia memprediksi ekonomi

pascaperang akan tumbuh berkat lonjakan inovasi sektor teknologi tinggi Israel, yang merupakan kontributor besar perekonomian negara itu.

Warga asing akan mengisi lapangan kerja yang sebelumnya diisi warga Palestina yang berasal dari wilayah pendudukan Tepi Barat dan Gaza sebelum Hamas melancarkan serangan 7 Oktober ke Israel, memicu memanasnya konflik di Gaza dan menyebabkan warga Palestina dilarang secara kolektif untuk bekerja atas alasan keamanan.

Ia mengatakan, pekerja Palestina akan diizinkan kembali hanya ketika Otoritas Palestina, yang memiliki kewenangan terbatas di beberapa bagian Tepi Barat, melakukan reformasi, termasuk menghentikan pemberian biaya hidup kepada keluarga militan yang tewas atau ditahan otoritas Israel.

Barkat mengatakan dirinya percaya pada Netanyahu sebagai perdana menteri, tapi menolak menjawab apakah ia berniat menantangnya untuk menjadi ketua Partai Likud.

Pernyataan Barkat selaras dengan pernyataan Israel yang berniat mewujudkan tujuan perang mereka meski diadang berbagai kritik yang mempermasalahkan cara negara itu melancarkan perang.

Israel mulai melancarkan serangannya ke Gaza, yang dikuasai Hamas, setelah militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menculik 253 sandera selama serangan 7 Oktober ke Israel selatan, menurut perhitungan Israel.

Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan sekitar 30.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG