Tautan-tautan Akses

Israel Desak Sanksi Baru bagi Program Rudal Iran Setelah Serangan Masif


Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 14 April 2024. (Foto: REUTERS/Amir Cohen)
Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 14 April 2024. (Foto: REUTERS/Amir Cohen)

Israel, Selasa (16/4), mendesak adanya sanksi baru terhadap Iran, sebagai bagian dari respon terhadap peluncuran serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya ke negara Yahudi itu, oleh militer Iran dan sejumlah sekutunya.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan di akun media sosial bahwa dia telah menghubungi lebih dari 30 negara untuk mendorong sanksi-sanksi terhadap program rudal Iran dan untuk mendeklarasikan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris.

Amerika Serikat adalah satu dari sejumlah negara yang sudah secara khusus menetapkan IRGC sebagai kelompok teror. Sejak Oktober, AS telah menerapkan sejumlah sanksi yang menarget program rudal balistik Iran setelah sanksi-sanksi dari PBB kadaluwarsa.

Israel nampaknya juga bertekad menuntut tindakan balas dendam secara militer, meskipun ada permintaan dari para pemimpin dunia untuk de-eskalasi situasi.

Para pejabat militer Israel mengatakan pada Senin bahwa Teheran harus membayar biaya yang dikeluarkan untuk menangkal rentetan serangan sekitar 350 rudal dan drone, yang kebanyakan diluncurkan dari wilayah Iran.

Serangan Iran “akan dikami balas”, kata kepala militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi.

“Iran akan menghadapi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya,” kata dia, berbicara dari pangkalan udara Nevatim di Israel selatan.

Para pejabat militer Israel tidak merinci respons seperti apa yang akan diberikan, meskipun juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa itu akan tiba “pada waktu yang kami pilih”.

Retorika keras Israel muncul bahkan setelah pendukungnya yang paling besar, Amerika Serikat, mendesak Israel untuk menahan diri, dengan beralasan bahwa kegagalan rentetan serangan rudal dan drone Iran untuk menimbulkan dampak yang besar, sebenarnya adalah sebuah kemenangan besar tersendiri.

Warga Iran merayakannya setelah serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel, pada 15 April 2024, di alun-alun Palestina di pusat Teheran. (Foto: AFP)
Warga Iran merayakannya setelah serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel, pada 15 April 2024, di alun-alun Palestina di pusat Teheran. (Foto: AFP)

“Cukup jelas bahwa Iran meluncurkan lebih dari 300 ancaman udara, dan 99 persen dari itu dijatuhkan,” kata sekretaris pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder.

Gedung Putih pada Senin bahkan mengeluarkan pernyataan lebih keras.

“Hari ini, Israel memiliki posisi strategis yang lebih kuat daripada yang dia miliki beberapa hari yang lalu,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby kepada para reporter, sambil menyebut negara-negara yang hadir membantu Israel.

Inggris, Prancis, Yordania dan Arab Saudi bergabung dengan AS dan Israel untuk menembak jatuh rudal dan drone Iran.

“Program rudal kebanggaan Iran, sesuatu yang oleh mereka digunakan untuk mengancam Israel dan kawasan sekitarnya, terbukti sangat tidak efektif,” kata Kirby.

“Pertahanan Israel, di sisi lain, terbukti bahkan lebih baik dari yang selama ini diasumsikan,” tambahnya.

Pentagon mengatakan pada Senin malam, bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin “menegaskan kembali dukungan AS yang kuat bagi pertahanan Israel dan menegaskan kembali tujuan strategis dari stabilitas regional” ketika berbincang dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

Para pejabat senior AS telah menyatakan bahwa serangan Iran terhadap Israel, yang pertama kali diluncurkan dari daratan Iran, melibatkan lebih dari 110 rudal balistik, 30 rudal jelajah, dan lebih dari 150 drone udara berpeledak satu arah.

Mereka mengatakan, pasukan proksi Iran di Irak, Suriah dan Yaman juga ambil bagian dalam serangan itu.

Iran, yang mendeskripsikan serangan pada Sabtu sebagai sebuah sukses, mengatakan bahwa serangan itu adalah respons terhadap serangan udara yang diduga dilakukan oleh Israel terhadap kompleks kedutaaannya di Suriah pada 1 April, yang menewaskan tujuh pejabat Garda Revolusi Iran, termasuk dua komandan senior.

Sejumlah pejabat dari Turki, Yordania dan Irak mengatakan pada Minggu, bahwa Iran telah memberikan peringatan terkait serangan itu sebelumnya, untuk menghindarkan korban lebih besar dan mencegah permusuhan meningkat lebih jauh. [ns/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG