Tautan-tautan Akses

Israel Disebut Dapat Menerima 'Kesepahaman' Nuklir AS-Iran


Simbol atom dan bendera Amerika Serikat dan Iran terlihat dalam sebuah ilustrasi yang diambil pada 8 September 2022. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Simbol atom dan bendera Amerika Serikat dan Iran terlihat dalam sebuah ilustrasi yang diambil pada 8 September 2022. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)

Israel dapat menerima kesepahaman antara musuh bebuyutannya Iran dan Amerika Serikat (AS) terkait program nuklim Teheran. Namun penerimaan itu hanya dapat diberikan jika mencakup pengawasan ketat terhadap program tersebut, kata seorang anggota parlemen senior dalam komentar yang disiarkan pada Sabtu (17/6).

Menurut para pejabat Iran dan Barat, sekutu utama Israel, Washington, mengadakan pembicaraan dengan Iran untuk merancang langkah-langkah yang dapat mencakup pembatasan program nuklir Iran.

Langkah-langkah ini akan dianggap sebagai "kesepahaman" daripada kesepakatan yang perlu ditinjau oleh Kongres AS, seperti kesepakatan 2015 yang dibatalkan pada 2018 oleh Presiden Donald Trump pada saat itu.

"Ini bukan perjanjian dengan cakupan luas. Ini lebih seperti perjanjian kecil, sebuah nota kesepahaman, MOU, dan saya pikir Israel dapat menerima ini jika ada pengawasan nyata," Yuli Edelstein, Kepala Urusan Luar Negeri parlemen Israel dan Komite Pertahanan, mengatakan kepada Meet the Press di Channel 12.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak mengomentari apakah pernyataan sesama anggota partai Likud Edelstein mencerminkan pandangan perdana menteri.

Pada Selasa, sebelum memberi pengarahan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan, Netanyahu mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi: “Posisi kami jelas. Tidak ada kesepakatan dengan Iran yang akan mewajibkan Israel, yang akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri.

"Penentangan kami terhadap kesepakatan itu - kembali ke kesepakatan awal (2015) - saya pikir berhasil."

"Namun, masih ada perbedaan pandangan, dan kami tidak menyembunyikannya, terkait perjanjian yang lebih kecil juga. Kami telah menyatakan posisi kami dengan jelas, baik dalam sesi tertutup maupun terbuka," kata Netanyahu.

Hal-hal penting dalam kesepahaman yang masih belum jelas tersebut adalah sejauh mana Iran akan setuju untuk mengekang pengayaan uraniumnya. Pejabat Israel di lingkaran Netanyahu memberikan pandangan yang berpotensi berbeda tentang masalah ini bulan ini.

Penasihat keamanan nasional Netanyahu, Tzachi Hanegbi, mengatakan Israel tidak melihat banyak "kerusakan" dalam pemahaman baru apa pun seperti yang ada dalam kesepakatan 2015, tetapi "siap" untuk perubahan Iran ke kemurnian fisil lebih dari 60 persen.

Setelah gagal menghidupkan kembali kesepakatan 2015, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berharap untuk mengembalikan beberapa batasan pada Iran. Tujuannya agar Teheran tidak mendapatkan senjata nuklir yang dapat mengancam Israel dan memicu perlombaan senjata regional.

Pemerintah AS telah menolak laporan bahwa pihaknya sedang menjajaki kesepakatan sementara dengan Teheran. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG