Pasukan Israel, Rabu (25/1), menghancurkan rumah seorang lelaki Palestina yang diduga membunuh seorang tentara perempuan Israel dalam serangan tahun lalu yang memicu perburuan dan tindakan keras di permukiman di Yerusalem Timur di mana lelaki itu tinggal.
Penghancuran rumah itu terjadi pada pekan-pekan pertama pemerintahan baru sayap kanan Israel, yang telah memberlakukan kebijakan garis keras terhadap warga Palestina dan berjanji untuk meningkatkan pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Pihak berwenang mengatakan sekitar 300 polisi dan tentara memasuki kamp pengungsi Shuafat untuk menghancurkan rumah Uday Tamimi, yang menurut Israel berada di balik penembakan mematikan di sebuah pos pemeriksaan pada Oktober tahun lalu.
Setelah serangan penembakan yang menewaskan tentara berusia 19 tahun itu, penyerang melarikan diri, memicu perburuan selama seminggu dan pembatasan ketat di sekitar Shuafat. Sebagai bagian dari upaya pencarian, pasukan keamanan Israel membatasi ketat pintu masuk dan keluar kamp itu, dan membuat kehidupan seolah terhenti bagi sekitar 60.000 penghuninya.
Tamimi akhirnya tewas tertembak setelah melepaskan tembakan ke arah pasukan penjaga keamanan di pintu masuk Maale Adumim, sebuah permukiman Israel yang luas di Tepi Barat, di sebelah timur Yerusalem.
Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis yang membawahi kepolisian, menyambut baik pembongkaran rumah tersebut.
ā€¯Langkah ini sangat penting, tetapi tidak cukup sama sekali. Kita harus menghancurkan semua rumah teroris dan mendeportasi para teroris itu sendiri dari negara ini,'' katanya dalam sebuah pernyataan.
Israel telah biasa melakukan penghancuran rumah penyerang jauh sebelum pemerintah saat ini berkuasa. Pemerintah meyakini, taktik ini untuk menghalangi terjadinya penyerangan di masa depan. Palestina dan kelompok-kelompok HAM menganggapnya sebagai hukuman kolektif. [ab/uh]
Forum