Tautan-tautan Akses

Israel Hantam Target-Target Hizbullah pasca Serangan Roket


Pejuang Hizbullah membawa peti jenazah dua rekan mereka yang tewas pada hari Sabtu oleh serangan udara Israel di Lebanon selatan, selama prosesi pemakaman di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Minggu 28 Juli 2024.
Pejuang Hizbullah membawa peti jenazah dua rekan mereka yang tewas pada hari Sabtu oleh serangan udara Israel di Lebanon selatan, selama prosesi pemakaman di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Minggu 28 Juli 2024.

Israel menghantam target-target Hizbullah di Lebanon pada hari Minggu (28/7) setelah serangan roket dari Lebanon yang menewaskan 12 orang di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan. Serangan Israel itu berlangsung bahkan ketika para diplomat Barat berusaha untuk membendung pertempuran lebih jauh yang dapat memperluas konflik di Timur Tengah.

Serangan hari Minggu itu ditujukan ke tempat yang disebut militer Israel sebagai gudang senjata dan infrastruktur Hizbullah. Tetapi serangan itu tampaknya bukan tanggapan besar seperti yang diancamkan Israel setelah serangan hari Sabtu yang sebagian besar korbannya adalah remaja dan anak-anak kecil.

PM Israel Benjamin Netanyahu pulang lebih awal dari lawatannya ke AS untuk bertemu dengan menteri-menteri keamanan di kabinetnya dan meninjau situasi.

Dalam pernyataan hari Minggu pagi di media sosial, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berkabung atas jatuhnya korban dalam serangan di Majdal Shams, dengan mengatakan, “Kami akan memastikan Hizbullah, proksinya Iran, memikul konsekuensinya.” Sebelumnya, Netanyahu memperingatkan, “Hizbullah akan membayar dengan harga sangat mahal atas serangan ini, yang belum dibayarnya sejauh ini.”

Di Jepang, pada sebuah konferensi pers, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, “Kami sangat berduka atas hilangnya nyawa. Setiap indikasi menunjukkan bahwa benar… roket itu berasal dari Hizbullah.”

Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa meskipun AS percaya Hizbullah yang melancarkan serangan, AS juga percaya bahwa ini mungkin tak disengaja dan belum mendapat kesimpulan apa pun mengenai niat di balik serangan itu.

Permohonan diplomatik mendesak dikemukakan pada hari Minggu untuk membatasi tanggapan lebih jauh dari Israel, termasuk dari pemerintah Lebanon agar AS mendesak Israel untuk menahan diri, kata Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib kepada Reuters. Kantor berita itu mengatakan menteri Lebanon itu juga mengatakan AS telah meminta pemerintah Lebanon untuk juga menyampaikan pesan kepada Hizbullah menahan diri.

Dalam sebuah pernyataan, Sekjen PBB Antonio Guterres meminta semua pihak “untuk menahan diri secara maksimum dan menekankan sekali lagi seruan terus menerusnya terhadap semua pihak yang terkait agar menghindari eskalasi lebih lanjut.”

Namun, diplomasi itu muncul ketika Israel dan Iran mengancam tentang eskalasi konflik. Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan Israel mengenai “berbagai konsekuensi tak terduga” dari serangan lanjutan Israel, sementara Menteri Pendidikan Israel, Yoav Kisch, menyerukan tanggapan keras “meskipun ini akan berarti kita memasuki perang besar-besaran.”

Israel menuding Hizbullah yang melakukan serangan itu, meskipun kelompok militan dukungan Iran membantah terkait dengan serangan tersebut. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG