Pejabat medis Palestina mengatakan serangan udara Israel ke bagian tengah Gaza pada Minggu (8/12) pagi menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk satu keluarga yang terdiri dari ayah-ibu dan dua anak mereka.
Menurut RS Al-Aqsa di mana para korban sempat dirawat, serangan tersebut menghantam sebuah tenda yang melindungi keluarga beranggotakan empat orang itu di Kota Deir al-Balah.
Ini merupakan serangan terbaru yang menelan korban jiwa dalam perang di Gaza, yang berawal dari serangan Hamas ke bagian selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang. Sebagian besar sandera ini telah dibebaskan dalam perjanjian gencatan senjata pertama pada November 2023, tetapi sekitar 100 sandera diyakini masih berada di Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan serangan balasan Israel lewat darat dan udara ke Gaza telah menewaskan lebih dari 45.600 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak. Namun militer Israel – tanpa memberikan bukti – mengatakan lebih dari 17.000 korban tewas itu adalah militan Hamas.
Tuntut Diakhirinya Perang di Gaza
Sementara itu polisi Israel terpaksa menggunakan meriam air untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Tel Aviv pada Sabtu (7/12) malam, saat mereka turun ke jalan untuk menggelar demonstrasi mingguan anti-pemerintah. Mereka menuntut diakhirinya perang di Gaza dan pengembalian seluruh sandera yang tersisa.
Hamas pada Sabtu merilis video Matan Zangauker, yang termasuk di antara sejumlah orang yang diculik dalam serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober di Israel selatan. Ibunda Matan, Einav Zangauker, telah menjadi simbol perjuangan untuk membawa kembali para sandera. Ia juga merupakan salah seorang pengkritik keras pemerintahan Benjamin Netanyahu.
“Jangan biarkan mereka dibawa pulang dalam kantung mayat. Turun ke jalan,” desak Einav Zangauker dalam protes pada Sabtu.
Video yang dirilis Hamas itu merupakan tanda pertama bahwa Zangauker masih hidup sejak diculik 7 Oktober 2023 lalu. Dalam video itu, tanpa dapat menahan emosinya Zangauker menyampaikan permohonan pembebasannya dan menggambarkan kondisi yang dia dan sandera lainnya hadapi di Gaza. [em/ab]
Forum