Militer Israel menyerang sejumlah target yang berada di Jalur Gaza sementara militan Palestina meluncurkan sejumlah roket ke wilayah selatan Israel pada Jumat (7/4) dini hari. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah itu semakin dekat kepada peperangan menyusul kerusuhan yang terjadi selama dua hari di situs suci paling sensitif di Yerusalem dan serangan roket yang diluncurkan Lebanon yang jarang terjadi.
Pertempuran tersebut terjadi di saat umat Yahudi merayakan Paskah dan umat Muslim tengah menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan. Ketegangan serupa berujung pada perang selama 11 hari antara Israel dengan kelompok Hamas Palestina pada 2021.
Aksi kekerasan terbaru itu dimulai pada Rabu (5/4) setelah polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Kejadian tersebut berujung pada tembakan roket dari Gaza pada Kamis (6/4), dan dalam jumlah yang cukup signifikan sekitar tiga lusin roket diluncurkan dari Lebanon yang menarget wilayah utara Israel.
Di saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan dengan Kabinet Keamanannya pada Kamis malam, militer Israel menyerang empat lokasi di Gaza yang diyakini milik kelompok Hamas.
Menyusul pertemuan yang berlangsung selama hampir tiga jam itu, kantor Netanyahu akhirnya mengeluarkan pernyataan singkat bahwa sejumlah keputusan telah dibuat.
"Respons Israel, malam ini dan seterusnya, akan dibayar mahal oleh para musuh," ujar Netanyahu dalam pernyataan tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Namun hampir secara bersamaan, militan Palestina di Gaza mulai menembakan roket ke wilayah selatan Israel, menyebabkan alarm peringatan serangan udara di wilayah tersebut menyala. Sejumlah ledakan keras dapat terdengar di Gaza akibat serangan udara Israel, di saat roket balasan terbang melintas menuju wilayah Israel. [rs]
Forum