Petugas penyelamat Palestina mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka saat Israel menyerang sebuah sekolah di Kota Gaza yang oleh PBB difungsikan menjadi tempat penampungan.
Setelah serangan pada Kamis itu (7/11) militer Israel mengatakan bangunan itu digunakan oleh Hamas untuk merencanakan dan mengeksekusi serangan ke Israel, tanpa memberi perincian lebih jauh.
Militer Israel mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk memitigasi risiko yang membahayakan warga sipil, termasuk penggunaan amunisi yang tepat, pengawasan udara, dan intelijen tambahan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah melancarkan puluhan serangan udara terhadap sekolah-sekolah di wilayah kantong yang diperanginya, bangunan yang merupakan tempat ratusan ribu warga Palestina mengungsi akibat pertempuran mencari perlindungan.
Layanan Pertahanan Sipil darurat yang berbasis di Gaza melaporkan tim penyelamat menemukan 14 mayat di reruntuhan sekolah di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Sekolah tersebut dioperasikan oleh UNRWA, badan PBB yang memainkan peranan penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan bagi 5.9 juta pengungsi Palestina di lima lokasi, yakni di Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza, dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Tidak lama setelah serangan itu, tentara Israel memerintahkan evakuasi kamp Shati dan pemukiman lain di bagian barat Kota Gaza, yang menimbulkan kepanikan di antara warga Palestina yang dalam beberapa hari terakhir ini telah mencari perlindungan di daerah-daerah tersebut dari serangan ofensif Israel terhadap Hamas di utara. Sejak berkecamuknya perang Israel-Hamas 7 Oktober 2023 lalu, sekolah-sekolah di Gaza telah ditutup dan dialihfungsikan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang melarikan diri dari pertempuran. [em/ns]
Forum