Israel, Rabu (2/12), mentransfer dana lebih dari dari satu miliar dolar dari pajak dan bea cukai yang dikumpulkannya atas nama Otoritas Palestina setelah enam bulan tidak melakukannya menyusul langkah Palestina memutus hubungan dengan Israel terkait rencana Israel untuk mencaplok beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki.
Palestina memulai kembali kontak dengan Israel bulan lalu setelah kemenangan Joe Biden dalam pemilihan AS. Biden menentang aneksasi itu dan menjanjikan pendekatan yang lebih adil terhadap konflik tersebut.
Pajak adalah sumber utama pendapatan bagi Otoritas Palestina, yang mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel. Tanpa pemasukan pajak, Otoritas Palestina terpaksa memotong gaji puluhan ribu pegawai negeri, sehingga memperburuk krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Hussein al-Sheikh, pembantu dekat Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengonfirmasi penerimaan hampir 3,8 miliar syikal (sekitar 1,1 miliar dolar) itu dari Israel. Kementerian Keuangan Israel mengatakan dana itu ditransfer setelah mendapat persetujuan dari Kabinet Keamanan Israel bulan lalu.
Israel mengatakan pendapatan pajak itu akan dikurangi seandainya Otoritas Palestina mengalokasikan sebagian dana itu untuk keluarga tahanan Palestina dan mereka yang tewas dalam konflik, termasuk militan yang terlibat dalam serangan yang menewaskan orang-orang Israel.
Israel mengatakan apa yang disebut Dana Martir itu mendorong terjadinya kekerasan, sementara Palestina mengatakan dana itu memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga Palestina yang membutuhkan.
Rencana Timur Tengah Presiden Donald Trump, yang dibeberkan Januari lalu, akan memungkinkan Israel mencaplok sepertiga wilayah Tepi Barat, termasuk semua kawasan permukiman Yahudinya. Palestina segera menolak rencana tersebut, dan Abbas mengumumkan Mei lalu bahwa ia memutus semua hubungan dengan AS dan Israel, dan tidak akan lagi mematuhi perjanjian-perjanjian sebelumnya dengan kedua negara itu.
Israel menunda rencana pencaplokannya pada Agustus setelah Uni Emirat Arab setuju untuk menormalisasi hubungan, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jeda itu hanya sementara.
Trump mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung Israel dan mengisolasi Palestina, termasuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, memutus bantuan untuk Palestina dan mengakhiri puluhan tahun penolakan AS terhadap permukiman Israel, yang oleh Palestina dan sebagian besar komunitas internasional dipandang sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.
Biden telah berjanji untuk memulihkan bantuan ke Palestina dan menekan kedua belah pihak untuk melanjutkan proses perdamaian yang sudah lama hampir mati, tanpa mengungkap secara rinci mengenai pendekatannya. [ab/lt]