Tautan-tautan Akses

Israel: Warga Sipil di Gaza Utara Harus Mengungsi dalam 24 Jam


Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang terkena serangan udara Israel di Kamp Pengungsi Al Shati, 12 Oktober 2023. (Foto: AP)
Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang terkena serangan udara Israel di Kamp Pengungsi Al Shati, 12 Oktober 2023. (Foto: AP)

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) pada Jumat (13/10) meminta warga sipil untuk meninggalkan Kota Gaza “demi keselamatan dan perlindungan mereka sendiri.”

Dalam sebuah pernyataan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, juru bicara IDF Jonathan Conricus mengatakan, “IDF menyerukan evakuasi semua warga sipil dari Kota Gaza dari rumah mereka ke arah selatan, demi keselamatan dan perlindungan mereka sendiri, untuk pindah ke daerah di selatan wadi Gaza, sungai Gaza.”

“Anda akan dapat kembali ke Kota Gaza hanya jika ada pengumuman lain yang mengizinkannya. Jangan mendekati area pagar keamanan dengan negara Israel,” ujarnya.

Pernyataan tersebut menyusul pernyataan pada Kamis (13/10) malam bahwa para pejabat militer Israel telah menginformasikan bahwa seluruh penduduk Gaza utara, sekitar 1,1 juta orang, harus pindah ke Gaza selatan dalam waktu 24 jam.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap gerakan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan. “Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas meminta agar perintah semacam itu, jika memang benar, dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi yang membawa malapetaka.”

Dujarric mengatakan perintah itu juga berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas-fasilitas PBB – termasuk sekolah, pusat kesehatan dan klinik.

Penduduk Gaza sudah hidup di bawah pengepungan total yang diberlakukan minggu ini di wilayah yang dikuasai Hamas, sebagai pembalasan atas serangan mematikan pada hari Sabtu terhadap Israel yang menewaskan ratusan warga sipil. Warga Palestina yang tinggal di sana hidup tanpa listrik, air, dan bahan bakar.

Imbauan tersebut disampaikan ketika Israel meningkatkan persiapan untuk melakukan invasi darat ke Gaza, termasuk menempatkan 300.000 tentara cadangan di dekat perbatasan dengan Gaza. Namun, Israel mengatakan belum ada keputusan untuk melanjutkan serangan tersebut.

Israel melancarkan serangan-serangan baru pada Kamis, dan bersumpah bahwa pemboman terhadap Gaza tidak akan berhenti sampai militan Hamas membebaskan sekitar 150 sandera.

Tank Israel dan APC menuju perbatasan Jalur Gaza di Israel selatan pada Jumat, 13 Oktober 2023. (Foto: AP/Ariel Schalit)
Tank Israel dan APC menuju perbatasan Jalur Gaza di Israel selatan pada Jumat, 13 Oktober 2023. (Foto: AP/Ariel Schalit)

“Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada listrik yang akan dihidupkan, tidak ada hidran air yang akan dibuka, dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai para sandera Israel dipulangkan,” tulis Israel Katz, Menteri Energi Israel, di X yang sebelumnya bernama Twitter. “Kemanusiaan untuk kemanusiaan. Dan tak seorang pun boleh berkhotbah tentang moral kepada kami.”

Amerika Serikat mengatakan bahwa 27 warga Amerika tewas dalam serangan Hamas dan 14 orang belum ditemukan.

PBB mengatakan hampir 340.000 warga Palestina telah mengungsi dari rumah mereka di Gaza, dan lebih dari dua pertiganya berlindung di sekolah-sekolah PBB. Badan dunia itu mengajukan permohonan kemanusiaan pada hari Kamis sebesar $294 juta untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Gaza dan Tepi Barat. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG