Tautan-tautan Akses

Jaksa Belanda: Pelaku Penikaman di Rotterdam Mungkin Punya Motif Teroris


Sejumlah petugas merespons insiden penikaman di Kota Rotterdam, Kamis, 19 September 2024. (Foto: Media TV via AP)
Sejumlah petugas merespons insiden penikaman di Kota Rotterdam, Kamis, 19 September 2024. (Foto: Media TV via AP)

Tersangka pelaku penikaman yang mematikan pada Kamis di Rotterdam mungkin mempunyai motif teroris, kata jaksa penuntut Belanda, Jumat (20/9).

“Penyelidikan yang dilakukan sejauh ini menunjukkan bahwa tersangka mungkin didorong oleh ideologi,” kata jaksa dalam sebuah pernyataan. Misalnya, tersangka berteriak 'Allahu Akbar' , yang artinya "Allah Maha Besar" dalam bahasa Arab, beberapa kali saat melakukan perbuatannya.

Jaksa mengatakan penyerang berusia 22 tahun itu menikam seorang pria berusia 32 tahun dari Rotterdam dan melukai seorang warga negara Swiss berusia 33 tahun. Warga negara Swiss telah diizinkan keluar dari rumah sakit.

Tersangka adalah warga Amersfoort, menurut jaksa, sebuah kota sekitar 80 kilometer dari Rotterdam.

Jaksa mengatakan penyerang, yang hadir sebentar di pengadilan pada Jumat dan masih ditahan, menghadapi tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan dengan motif teroris. Ketika penyelidikan berlanjut, jaksa mengatakan motif lain mungkin muncul.

Kantor berita Reuters melaporkan, pelaku menyerang korban pertama di sebuah garasi parkir di bawah Jembatan Erasmus yang terkenal di Rotterdam. Dia kemudian pindah ke permukaan jalan tempat serangan fatal itu terjadi. Serangan-serangan itu tampaknya terjadi secara acak.

Area dekat jembatan ini populer dan menjadi lokasi kafe, bar, dan kelas kebugaran. Surat kabar De Telegraaf melaporkan bahwa seorang pelatih pribadi melucuti senjata tersangka, sementara orang-orang melemparkan kursi ke arahnya.

Belanda telah mengalami serangan teroris selama bertahun-tahun. Pada 2019, seorang pria bersenjata membunuh empat orang di sebuah trem di Utrecht.

Pada 2018, seorang pria Afghanistan menikam dua turis Amerika di Amsterdam, sehari setelah seorang politisi Belanda mengumumkan pembatalan kontes karikatur Nabi Muhammad yang sangat kontroversial.

Di Amsterdam pada 2004, Theo Van Gogh, seorang sutradara film Belanda, ditikam dan ditembak mati. Van Gogh telah menerima banyak kritik untuk film kontroversialnya yang berjudul "Submission" tentang seorang perempuan Muslim yang dipaksa melakukan perjodohan yang diwarnai pelecehan seksual. Polisi mengatakan penyerang Van Gogh terkait dengan jaringan teror Islam Belanda. [ft]

Beberapa informasi untuk laporan ini berasal dari Reuters, Agence France-Presse dan The Associated Press.

Recommended

XS
SM
MD
LG