Tautan-tautan Akses

Jaksa Jepang Resmi Dakwa Tersangka Pembunuh Mantan PM Abe


Tetsuya Yamagami, tersangka pembunuh mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe, keluar dari kantor polisi di Nara, Jepang barat, pada 10 Juli 2022. Yamagami diperkirakan akan menghadapi dakwaan pembunuhan pada Jumat, 13 Januari 2023. (Nobuki Ito/Kyodo Berita via AP)
Tetsuya Yamagami, tersangka pembunuh mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe, keluar dari kantor polisi di Nara, Jepang barat, pada 10 Juli 2022. Yamagami diperkirakan akan menghadapi dakwaan pembunuhan pada Jumat, 13 Januari 2023. (Nobuki Ito/Kyodo Berita via AP)

Para jaksa Jepang resmi mendakwa tersangka dalam kasus pembunuhan mantan perdana menteri Shinzo Abe, lapor media Jepang pada Jumat (13/1).

Tetsuya Yamagami ditangkap segera setelah dituduh menembak Abe dengan senjata rakitan sewaktu mantan pemimpin itu sedang berpidato dalam kampanye Juli lalu di luar stasiun kereta di Nara, Jepang Barat.

Akhir bulan itu, Yamagami dipindahkan ke pusat penahanan Osaka untuk dievaluasi selama hampir enam bulan, yang berakhir pada Selasa lalu. Yamagami kini kembali berada dalam tahanan polisi di Nara.

Jaksa mengatakan hasil evaluasi kejiwaannya menunjukkan ia sehat untuk menghadapi persidangan. Selain pembunuhan, Yamagami juga didakwa melanggar UU pengendalian senjata.

Potret mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe digantung di atas panggung saat pemakaman kenegaraannya, Selasa, 27 September 2022, Tokyo. Abe dibunuh pada bulan Juli. (Foto: Franck Robichon via AP)
Potret mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe digantung di atas panggung saat pemakaman kenegaraannya, Selasa, 27 September 2022, Tokyo. Abe dibunuh pada bulan Juli. (Foto: Franck Robichon via AP)

Polisi telah mengatakan, Yamagami memberitahu mereka bahwa ia membunuh Abe, salah seorang politisi paling berpengaruh dan memecah belah di Jepang, karena hubungan Abe dengan sebuah kelompok agama yang ia benci. Dalam pernyataannya dan di posting media sosial yang terkait dengannya, Yamagami mengatakan perasaan dendamnya muncul karena ibunya memberikan donasi besar-besaran untuk Gereja Unifikasi yang membuat keluarganya bangkrut dan menghancurkan hidupnya.

Sebagian warga Jepang menyatakan bersimpati kepada Yamagami, terutama mereka yang juga menderita sebagai anak-anak pengikut Gereja Unifikasi yang berbasis di Korea Selatan itu, yang dikenal menekan pengikutnya untuk memberikan donasi besar dan dianggap sebagai aliran sesat di Jepang.

Ribuan orang telah menandatangani petisi yang meminta keringanan bagi Yamagami, dan yang lainnya mengirimkan paket bantuan untuk kerabatnya atau ke pusat penahanan.

Penyelidikan terhadap kasus ini telah mengungkapkan hubungan nyaman selama bertahun-tahun antara Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di bawah pimpinan Abe dan gereja itu sejak kakek Abe, mantan PM Nobusuke Kishi, membantu gereja itu berakar di Jepang pada tahun 1960-an karena kesamaan kepentingan dalam isu-isu konservatif dan antikomunis.

Popularitas perdana menteri yang sekarang, Fumio Kishida, telah merosot karena penanganannya terhadap kontroversi gereja ini dan karena bersikeras mengadakan upacara pemakaman kenegaraan yang langka dan kontroversial untuk Abe. [uh/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG