NEW YORK —
Perempuan yang berjalan kaki sedikitnya tiga jam per minggu memiliki risiko menderita stroke lebih rendah dibandingkan mereka yang berjalan lebih sedikit atau tidak sama sekali, menurut sebuah penelitian baru di Spanyol.
“Pesan untuk masyarakat secara umum tetap sama: melakukan aktivitas rekreasional moderat baik untuk kesehatan,” ujar peneliti utama José María Huerta dari otoritas kesehatan Murcia Regional Health Authority di Spanyol.
Penelitian-penelitian sebelumnya juga mengaitkan aktivitas fisik dengan penurunan kejadian stroke, yang dapat disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah atau pecah pembuluh darah di otak.
Meski penelitian terbaru tersebut tidak dapat membuktikan bahwa jalan kaki rutin dapat menurunkan kejadian stroke pada perempuan yang melakukannya, ia menyumbangkan bukti untuk potensi hubungan antara jenis olahraga spesifik dan risiko penyakit tertentu.
Perempuan yang berjalan cepat selama 210 menit atau lebih per minggu memiliki risiko stroke lebih rendah dibandingkan perempuan yang tidak aktif, namun juga lebih rendah dibandingkan mereka yang bersepeda atau melakukan olahraga dengan intensitas tinggi selama periode yang lebih sedikit.
Penelitian yang diterbitkan jurnal Stroke ini dilakukan selama 12 tahun lebih terhadap 33.000 perempuan dan laki-laki.
Hasilnya, risiko stroke pada perempuan yang rutin berjalan kaki turun 43 persen dibandingkan mereka yang tidak aktif, ujar Huerta.
Hasil yang sama tidak terlihat pada laki-laki, dan sebabnya belum diketahui.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa kasus stroke akan meningkat seiring bertambahnya populasi yang menua. Panduan dari WHO dan Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan paling tidak olahraga moderat seperti jalan cepat selama 150 menit setiap minggu. (Reuters/Kathleen Raven)
“Pesan untuk masyarakat secara umum tetap sama: melakukan aktivitas rekreasional moderat baik untuk kesehatan,” ujar peneliti utama José María Huerta dari otoritas kesehatan Murcia Regional Health Authority di Spanyol.
Penelitian-penelitian sebelumnya juga mengaitkan aktivitas fisik dengan penurunan kejadian stroke, yang dapat disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah atau pecah pembuluh darah di otak.
Meski penelitian terbaru tersebut tidak dapat membuktikan bahwa jalan kaki rutin dapat menurunkan kejadian stroke pada perempuan yang melakukannya, ia menyumbangkan bukti untuk potensi hubungan antara jenis olahraga spesifik dan risiko penyakit tertentu.
Perempuan yang berjalan cepat selama 210 menit atau lebih per minggu memiliki risiko stroke lebih rendah dibandingkan perempuan yang tidak aktif, namun juga lebih rendah dibandingkan mereka yang bersepeda atau melakukan olahraga dengan intensitas tinggi selama periode yang lebih sedikit.
Penelitian yang diterbitkan jurnal Stroke ini dilakukan selama 12 tahun lebih terhadap 33.000 perempuan dan laki-laki.
Hasilnya, risiko stroke pada perempuan yang rutin berjalan kaki turun 43 persen dibandingkan mereka yang tidak aktif, ujar Huerta.
Hasil yang sama tidak terlihat pada laki-laki, dan sebabnya belum diketahui.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa kasus stroke akan meningkat seiring bertambahnya populasi yang menua. Panduan dari WHO dan Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan paling tidak olahraga moderat seperti jalan cepat selama 150 menit setiap minggu. (Reuters/Kathleen Raven)