Komisaris Kepolisian Baltimore mengatakan kota di bagian timur Amerika itu stabil sementara pihak berwenang menegakkan jam malam sehari setelah kerusuhan karena kematian seorang pria kulit hitam yang meninggal dalam tahanan polisi sebelumnya bulan ini.
Polisi dengan perlengkapan anti-huru-hara menghadapi sekelompok kecil pemrotes yang tetap berada di jalan, dengan membangkang terhadap jam malam, yang mulai berlaku pukul 10 malam waktu setempat.
Khalayak ramai berkumpul di satu persimpangan Baltimore Barat dimana kerusuhan paling buruk terjadi hari Senin. Ketika polisi memerintahkan kepada khalayak ramai agar bubar, sebagian menjawab dengan melemparkan botol dan mengejek polisi. Tetapi, kira-kira satu jam memasuki jam malam, banyak dari pemrotes telah meninggalkan daerah itu.
Gambar-gambar televisi menunjukkan puluhan pasukan Pengawal Nasional meronda jalan-jalan dengan kendaraan militer sementara jam malam ditegakkan.
“Jam malam tersebut terbukti berhasil,” kata Komisaris Kepolisian Anthony Betts kepada wartawan. “Yang paling utama adalah warga aman, kota stabil dan kita berharap untuk memeliharanya tetap demikian.” Betts mengatakan sejumlah 10 orang ditangkap setelah jam malam berlaku.
Penduduk kota dari semua ras datang hari Selasa untuk membersihkan, memungut sampah dan mencucurkan air-mata karena toko-toko yang terbakar habis dan mall yang dijarah yang mencakup satu swalayan dan satu toko serba-ada -- yang sangat penting bagi daerah tersebut, salah satu daerah termiskin di kota itu.
Sementara matahari terbenam hari Selasa, jalan-jalan yang tadinya penuh dengan para perusuh 24 jam sebelumnya, sebaliknya penuh dengan musik, tarian, dan orang saling merangkul.
Walikota Stephanie Rawlings-Blake menghabiskan banyak waktunya hari itu meninjau daerah-daerah tersebut. Dia mengatakan dia melihat banyak dari apa yang disebut sifat Baltimore yang sesungguhnya – orang memulihkan dan menyembuhkan kota itu. Sebagian penduduk membawa makanan dan air kepada polisi yang patroli di jalan-jalan mereka.
Wartawan VOA Victoria Macchi melaporkan bahwa setelah bentrokan singkat pecah di satu bagian kota itu, para pemrotes melangkah untuk membentuk barisan antara polisi dan demonstran yang marah.
Jam malam telah berlaku di Baltimore setelah apa yang disebut polisi hari yang sangat damai setelah kerusuhan atas kematian seorang pemuda kulit hitam yang meninggal dalam tahanan polisi. Sementara jam malam berlaku, tidak ada indikasi bahwa pemrotes di jalan-jalan akan mematuhi perintah dan pulang ke rumah.
Penduduk kota dari semua ras datang membersihkan, memungut sampah dan mencucurkan air-mata atas toko-toko yang terbakar habis dan mall yang dijarah yang mencakup satu swalayan dan satu toko serba-ada – pelayanan yang sangat penting bagi salah satu daerah kediaman termiskin di kota itu.
Sementara matahari terbenam hari Selasa, jalan-jalan yang tadinya dipenuhi para perusuh 24 jam sekarang diisi dengan musik, tarian dan orang saling merangkul.
Walikota Stephanie Rawlings-Blake menghabiskan banyak waktunya hari itu meninjau sebagian dari daerah-daerah kediaman tersebut. Dia mengatakan dia melihat banyak sifat sesungguhnya kota Baltimore – orang yang memulihkan dan menyembuhkan kota ini.
Sebagian penduduk membawa makanan dan air kepada para polisi yang patroli di jalan-jalan. Wartawan VOA Victoria Macchi melaporkan bahwa setelah bentrokan singkat pecah disatu bagian kota, para pemrotes datang melerai dengan membentuk barisan antara polisi dan demonstran.
Walaupun satu hari relatif tenang, Baltimore masih dalam keadaan darurat. Polisi dan Pengawal Nasional akan tetap ditempatkan di bagian-bagian Baltimore yang mempunyai sejarah kejahatan. Jam malam dari pukul 10 malam hingga jam 5 pagi akan tetap berlaku sepanjang minggu ini.
Pertandingan baseball klub profesional Oriole di stadion tengah-kota Baltimore dibatalkan hari Selasa untuk hari kedua berturut-turut. Pertandingan Rabu sore telah dijadwalkan tetapi penonton tidak akan diizinkan masuk ke stadion itu.
Polisi telah menangkap 235 orang hari Senin. Dua puluh polisi cedera. Hampir 150 mobil dibakar.