Tautan-tautan Akses

Jamur Bantu Kurangi Risiko Kebakaran Hutan


ILUSTRASI - Jamur di hutan Puerto Arturo, Guatemala, 5 Oktober 2023. (Johan ORDONEZ/AFP)
ILUSTRASI - Jamur di hutan Puerto Arturo, Guatemala, 5 Oktober 2023. (Johan ORDONEZ/AFP)

Di wilayah barat Amerika Serikat, para ahli kehutanan berupaya mengurangi risiko kebakaran hutan secara organik. Mereka memanfaatkan jamur untuk mempercepat proses dekomposisi materi-materi yang mudah terbakar.

Tumpukan dahan dan ranting, atau bahkan batang pohon, adalah pemandangan biasa di hutan-hutan di wilayah barat Amerika Serikat.

Dalam upaya menurunkan risiko kebakaran, pihak berwenang berupaya “merampingkan” hutan dengan menebang atau memangkas pohon secara selektif.

Sasaran utama mereka adalah pohon pinus dan cemara, yang tingkat kepadatannya sering memicu kebakaran besar.

Singkat kata, dalam 10 tahun ke depan, pemerintah federal akan merampingkan sekita 50 juta hektare hutan di wilayah Barat AS.

Jamur tumbuh di pepohonan di hutan purba terakhir di Eropa, Hutan Purba Bialowieza, 23 Juli 2009. (Foto: REUTERS/Peter Andrews)
Jamur tumbuh di pepohonan di hutan purba terakhir di Eropa, Hutan Purba Bialowieza, 23 Juli 2009. (Foto: REUTERS/Peter Andrews)

Sayangnya, upaya menurunkan risiko kebakaran ini berdampak negatif. Tumpukan batang, dahan dan ranting hasil perampingan justru meningkatkan risiko kebakaran.

Membiarkannya terdekomposisi akan memakan waktu puluhan tahun, Menghancurkannya dengan cara membakar berisiko memicu kebakaran. Membawanya ke luar dari hutan memerlukan biaya yang luar biasa besar.

Jamur Bantu Kurangi Risiko Kebakaran Hutan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:06 0:00

Proyek Coldfire menawarkan solusi. Proyek mitigasi kebakaran hutan ini menganjurkan pemanfaatan jamur untuk menyembuhkan dan bahkan memperbaiki hutan dengan ekologinya sendiri.

“(Dengan jamur) kami hanya butuh dua tahun untuk mendekomposisinya, sementara alam membutuhkan waktu 20 hingga 50 tahun. Jadi ini lebih dari 10 kali kecepatan alam," ujar Jeff Ravage, salah seorang pakar kehutanan dari Proyek Coldfire.

Pemandangan jamur yang tumbuh di pepohonan di kebun zaitun di desa Akaki di Siprus tengah. (Foto: Amir MAKAR/AFP)
Pemandangan jamur yang tumbuh di pepohonan di kebun zaitun di desa Akaki di Siprus tengah. (Foto: Amir MAKAR/AFP)

Menurut Zach Hedstrom dari Boulder Mushroom, pusat penelitian jamur di Colorodo, di mana Proyek Coldfire menjalin kerja sama, memanfatkan jamur juga bisa membantu menyuburkan lahan hutan.

Kebakaran hutan yang sangat panas, katanya, biasanya mensterilkan lahan dan menjadikannya rentan terhadap tanah longsor. Kondisi itu akan mempersulit upara reforestasi hutan.

Hedstrom mengatakan, bibit-bibit pohon baru akan memiliki peluang lebih besar untuk menstabilkan area yang terbakar jika ditanam di tanah yang sudah dicampur dengan jamur.

“Jamur mikoriza membantu tanaman berbagi air dan berbagi nutrisi," ujarnya.

Memulihkan satu hektare hutan membutuhkan banyak sekali jamur. Namun, menurut Hedstrom, itu bukanlah hal sulit. Jamur-jamur itu mudah dikembangbiakkan dalam hitungan hari.

Untuk menghindari munculnya spesies tanaman invasif, Proyek Coldfire menegaskan pentingnya menggunakan jamur liar lokal.

Para pionir mitigasi kebakaran dengan memanfaatkan jamur ini berharap dapat memperluas upaya mereka untuk membantu masyarakat di mana saja yang terancam oleh kebakaran hutan. [ab/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG