Deretan penjual jasa uang tunai lembaran baru tampak di berbagai lokasi di Solo, Kamis (7/6/2018). Para penjual mengemas lembaran uang kertas 1.000 rupiah, 2.000 rupiah, 5.000 rupiah hingga puluhan ribu rupiah, dalam kantong plastik transparan berisi jumlah nominal tertentu dan menjajakannya di pinggir jalan atau di lapak. Uang kertas yang dijajakan adalah emisi terbaru 2017.
Tren bisnis jasa tukar uang lembaran baru marak menjelang Lebaran. Tanpa antre, konsumen bebas menukarkan lembaran uang lama dengan yang baru. Konsumen bisa menukarbeberapa lembar saja, tak harus segepok yang berisi 100 lembar. Rata-rata bisnis ini memungut biaya 10-30 persen tergantung dari nominal uang yang ditukarkan dan jeda waktu menjelang libur mudik Lebaran.
Bisnis jasa tukar uang tunai lembaran baru ini mendapat sorotan dari tokoh agama maupun Majelis Ulama Indonesia MUI di Solo.
Ketua MUI Solo, KH Subari, Rabu (6/6), menilai bisnis itu dilarang agama. Menurut Subari, Islam melarang membeli uang dengan mata uang yang sama dan masih berlaku. Praktek tersebut haram hukumnya. Subari menganjurkan masyarakat menukarkan uangnya di bank.
“Misal, uang senilai 100 ribu rupiah ditukar uang yang sama atau dibeli 110 ribu rupiah. Kalau menukar boleh. Uang lembaran lama dan lembaran baru kan nilainya sama, jangan kemudian kalau uangnya tidak lembaran baru merasa tidak berhari raya,” papar Subari.
“Berbeda dengan jasa penukaran uang berbeda mata uang karena nilai tukarnya berbeda. Lha, yang sekarang ini kan rupiah dengan rupiah, masih sama-sama berlaku.Kami harapkan kalau masyarakat mau mengejar uang baru, ya tukarkan di bank saja.” kata Subari menambahkan.
Berbagai bank dan pemerintah daerah menggelar penukaran uang di berbagai lokasi. Berbeda dengan bisnis jasa tukar uang yang banyak di pinggir jalan, penukaran di mobil-mobil kas keliling milik bank maupun kantor bank tidak memungut biaya sepeserpun.
Kepala perwakilan Bank Indonesia di Solo, Bandoe Widiarto, ketika membuka penukaran uang, Selasa (5/6/2018), mengungkapkan kebutuhan uang tunai masyarakat dalam masa Lebaran memang tak bisa dicegah. Menurut Bandoe, uang tunai lembaran baru yang diminati masyarakat saat ini nominal 2.000 rupiah, 5.000 rupiah dan 10 ribu rupiah.
“Kami sudah melakukan penukaran di 111 lokasi, mulai dari kantor bank, di pasar-pasar, di mobil kas keliling, hingga di kompleks pemerintah daerah.kita berharap masyarakat terlayani dengan baik menukarkan uangnya di bank. Uang pecahan kecil, 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu. Paling banyak diminati pecahan 5 ribu,” kata Bandoe.
BI Solo menyiapkan 5 triliun rupiah untuk kebutuhan uang tunai Lebaran tahun ini dan baru terserap 60 persen.Penukaran uang di bank dibatasi jumlah nominal dan harus dalam 1 paket berisi 100 lembar untuk nominal yang sama.
Wali Kota Solo, Hadi Rudyatmo menegaskan penukaran uang di bank dijamin tidak ada pungutan biaya. Selain itu, tegas Rudy, penukaran di bank untuk mengantisipasi peredaran uang palsu.
“Ini sudah terkoordinir selama 3 kali atau 3 tahun ini. Kan, dulu banyak yang menukarkan uang di pinggir jalan, banyak uang palsu tak terdeteksi. Ini juga melatih warga tertib. Uang yang diterima kan dipastikan keasliannya, bukan uang palsu.Ini juga simbol gotong royong perbankan melayani masyarakat dalam penukaran uang baru,” ujar Rudy.