Tautan-tautan Akses

Jelang Peringatan 2 Tahun Invasi, Rusia Kembali Serang Odesa, Sedikitnya 3 Orang Tewas


Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina, seorang petugas pemadam kebakaran memeriksa kerusakan di sebuah gedung apartemen menyusul serangan drone Rusia di Dnipro, Ukraina, Jumat, 23 Februari 2024. (Layanan Darurat Ukraina via AP)
Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina, seorang petugas pemadam kebakaran memeriksa kerusakan di sebuah gedung apartemen menyusul serangan drone Rusia di Dnipro, Ukraina, Jumat, 23 Februari 2024. (Layanan Darurat Ukraina via AP)

Para pejabat Ukraina, Jumat (23/2) mengatakan pesawat nirawak Rusia menyerang sebuah kawasan komersial di pelabuhan Odesa di Laut Hitam, yang memicu kebakaran dan menewaskan sedikitnya tiga orang.

Militer Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan 31 drone ke Ukraina pada malam hari, di mana 23 di antaranya berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara negara itu. Pasukan Ukraina di bagian selatan mengatakan mereka telah mencegat sembilan drone, namun satu drone menghantam daerah dekat pelabuhan, sehingga menyebabkan kobaran api.

Di Dnipropetrovsk, Gubernur regional Sergiy Lysak mengatakan melalui Telegram, sebuah drone Rusia menghantam gedung apartemen dan melukai delapan orang. Dia mengatakan petugas penyelamat sedang mencari warga lain yang mungkin masih berada di bawah puing-puing reruntuhan bangunan.

Rusia memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Menjelang peringatan dua tahun akhir pekan ini, para pemimpin negara-negara industri terkemuka G7 akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Sabtu (24/2) untuk membahas dukungan mereka terhadap Ukraina.

Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, Rabu (22/2) mengatakan kepada wartawan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan berpartisipasi dalam pembicaraan itu dan bahwa kelompok tersebut akan membahas “langkah-langkah yang dapat diambil bersama untuk terus meminta pertanggungjawaban Rusia.”

Amerika juga sedang bersiap untuk mengungkap babak baru sanksi terhadap Rusia pada hari Jumat ini, atas invasi mereka ke Ukraina dan kematian tokoh oposisi Rusia, Alexey Navalny, dalam tahanan.

Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo mengatakan kepada Reuters, sanksi baru ini akan ditujukan kepada lebih dari 500 sasaran.

Mengutip pernyataannya, “besok kami akan merilis ratusan sanksi di Amerika Serikat, tetapi penting untuk mengambil langkah mundur dan mengingat, bahwa bukan hanya Amerika yang mengambil tindakan tersebut,” kata Adeyemo.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller mengatakan kepada wartawan “kami selalu mencari cara lain untuk menghentikan mesin perang Rusia, sehingga kami dapat menolak komponen kompleks industri militer Rusia yang perlu digunakan untuk mendanai upaya perangnya, serta meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.”

Uni Eropa pada hari Rabu sepakat untuk memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi tersebut termasuk melarang sekitar 200 individu dan entitas melakukan bisnis dengan perusahaan di Uni Eropa atau bepergian ke sana.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borell, mengatakan, “Dengan paket ini, kami mengambil tindakan lebih banyak terhadap entitas yang terlibat dalam penghindaran (sanksi), sektor pertahanan dan militer.”

Berbicara dalam forum KTT G20 di Rio de Janeiro, Borrell mengatakan tidak ada indikasi bahwa Moskow akan menerima gencatan senjata. “[Presiden Rusia Vladimir] Putin ingin melanjutkan perang ini,” katanya.

Selain perusahaan-perusahaan Rusia, sanksi Uni Eropa juga menarget perusahaan-perusahaan China yang menyediakan teknologi militer ke Rusia.

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan, “Kita harus terus mengurangi mesin perang Putin. Dengan total 2.000 (mesin perang), kami terus memberikan tekanan tinggi pada Kremlin. Kami juga semakin memutus akses Rusia terhadap drone.” [di/em]

Forum

XS
SM
MD
LG