Penyelenggara Olimpiade Tokyo telah memutuskan untuk mengizinkan penonton yang jumlahnya dibatasi untuk memasuki arena Olimpiade.
Keputusan hari Senin (21/6) untuk membatasi jumlah penonton menjadi 10 ribu orang, atau 50 persen kapasitas arena pertandingan itu diambil hanya beberapa hari setelah para pakar kesehatan memberitahu pemerintah bahwa melarang semua penonton merupakan opsi “dengan risiko terkecil” dalam penyelenggaraan Olimpiade mengingat lonjakan jumlah infeksi baru COVID-19 di ibu kota Jepang dan di berbagai penjuru negara itu.
Keputusan itu sesuai dengan langkah pihak berwenang yang memindahkan status darurat selama hampir dua bulan bagi Tokyo dan delapan prefektur lainnya menjadi “darurat semu” mulai hari Minggu (20/6). Restriksi yang lebih longgar itu akan tetap berlaku hingga 11 Juli, hanya 12 hari sebelum dimulainya pesta Olimpiade.
Tetapi PM Yoshihide Suga mengatakan kepada wartawan hari Senin (21/6) bahwa ia tidak akan mengesampingkan langkah melarang semua penonton menghadiri acara Olimpiade jika situasinya memburuk.
Situasi darurat awalnya ditetapkan pada bulan April dan diperpanjang pada akhir Mei. Lonjakan kasus mendorong tentangan keras masyarakat terhadap penyelenggaraan Olimpiade, terutama dari sebuah organisasi profesional medis terkemuka yang mendesak Suga agar membatalkan pesta olahraga tersebut.
Olimpiade Tokyo siap diselenggarakan setelah ditunda satu tahun, sewaktu pandemi virus corona mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia. Para penonton asing telah dilarang menghadiri acara tersebut. [uh/ka]