Perusahaan yang mengoperasikan pembangkit nuklir Jepang yang lumpuh di Fukushima, sedang berupaya mengoperasikan kembali sarana tenaga nuklir yang terpisah.
Perusahaan Tokyo Electric Power (TEPCO) telah memohon izin kepada badan pengawas nuklir Jepang untuk mengoperasikan kembali dua reaktor di pembangkit Kashiwazaki Kariwa, yang terletak kira-kira 300 kilometer sebelah barat laut Tokyo.
Perusahaan listrik itu akan harus lulus inspeksi keselamatan oleh Badan Pengawas Nuklir Jepang untuk dapat menjalankan kembali reaktor tersebut. Keputusan diperkirakan akan diambil setelah berbulan-bulan. Perusahaan listrik itu juga perlu mendapat izin pemerintah setempat.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan pemerintah konservatifnya sedang mengusahakan dijalankannya kembali secara bertahap ke-50 reaktor nuklir yang telah ditutup setelah krisis nuklir tahun 2011 di pembangkit nuklir Fukushima-Daichi.
Opini rakyat telah beralih dengan tajam menentang tenaga nuklir setelah bencana yang diakibatkan gempa-bumi itu, yang mematikan sistem pendingin dan menyebabkan pelelehan di pembangkit Fukushima.
Dua setengah tahun setelah krisis itu mulai, bahan radioaktif tetap bocor ke udara dan perairan sekitarnya. Kegagalan membendung kebocoran telah mendorong pemerintah Jepang untuk memegang peran yang lebih besar dalam proses pembersihan.
Pemerintah berharap dijalankannya kembali reaktor nuklir di negara yang kelaparan energi itu akan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor yang lebih mahal, yang telah turut menyebabkan defisit perdagangan rekor belakangan ini.
Perusahaan Tokyo Electric Power (TEPCO) telah memohon izin kepada badan pengawas nuklir Jepang untuk mengoperasikan kembali dua reaktor di pembangkit Kashiwazaki Kariwa, yang terletak kira-kira 300 kilometer sebelah barat laut Tokyo.
Perusahaan listrik itu akan harus lulus inspeksi keselamatan oleh Badan Pengawas Nuklir Jepang untuk dapat menjalankan kembali reaktor tersebut. Keputusan diperkirakan akan diambil setelah berbulan-bulan. Perusahaan listrik itu juga perlu mendapat izin pemerintah setempat.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan pemerintah konservatifnya sedang mengusahakan dijalankannya kembali secara bertahap ke-50 reaktor nuklir yang telah ditutup setelah krisis nuklir tahun 2011 di pembangkit nuklir Fukushima-Daichi.
Opini rakyat telah beralih dengan tajam menentang tenaga nuklir setelah bencana yang diakibatkan gempa-bumi itu, yang mematikan sistem pendingin dan menyebabkan pelelehan di pembangkit Fukushima.
Dua setengah tahun setelah krisis itu mulai, bahan radioaktif tetap bocor ke udara dan perairan sekitarnya. Kegagalan membendung kebocoran telah mendorong pemerintah Jepang untuk memegang peran yang lebih besar dalam proses pembersihan.
Pemerintah berharap dijalankannya kembali reaktor nuklir di negara yang kelaparan energi itu akan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor yang lebih mahal, yang telah turut menyebabkan defisit perdagangan rekor belakangan ini.