Tautan-tautan Akses

Jepang Cabut Larangan Pemesanan Penerbangan Setelah Dikritik


Pria berdiri di samping logo Japan Airlines (JAL), di tengah wabah COVID-19, di Bandara Internasional Tokyo, yang biasa disebut Bandara Haneda di Tokyo, Jepang, 30 Oktober 2020. (Foto: REUTERS/Issei Kato)
Pria berdiri di samping logo Japan Airlines (JAL), di tengah wabah COVID-19, di Bandara Internasional Tokyo, yang biasa disebut Bandara Haneda di Tokyo, Jepang, 30 Oktober 2020. (Foto: REUTERS/Issei Kato)

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengakui, Kamis (2/12), bahwa keputusan untuk melarang pemesanan penerbangan internasional ke negara itu menyebabkan kebingungan publik dan meminta Kementerian Perhubungan untuk mempertimbangkan keinginan warga Jepang untuk melakukan perjalanan pulang.

Kementerian Perhubungan sehari sebelumnya mengeluarkan permintaan kepada maskapai-maskapai internasional untuk berhenti menerima pemesanan penerbangan ke Jepang hingga akhir Desember sebagai tindakan pencegahan darurat untuk mengatasi varian omicron.

Kementerian itu mengatakan, Kamis (2/12), pihaknya telah membatalkan permintaan tersebut setelah menerima kritik bahwa larangan tersebut terlalu ketat dan sama saja dengan menelantarkan rakyatnya sendiri.

Kishida mengambil tindakan pencegahan dengan cepat, setelah melihat pendahulunya Yoshihide Suga hampir kehilangan posisi kepemimpinannya setelah menghadapi kritik publik bahwa tindakan penanggulangan COVID-19-nya terlalu sedikit dan lambat.

"Saya telah menginstruksikan Kementerian Perhubungan untuk memperhatikan sepenuhnya kebutuhan warga Jepang untuk pulang," kata Kishida.

Permintaan penghentian pemesanan penerbangan bertujuan untuk mengurangi kedatangan internasional harian Jepang menjadi 3.500, dari tingkat sebelumnya 5.000, sehingga dapat memperketat kontrol perbatasan ketika varian baru menyebar ke seluruh dunia, kata para pejabat.

Meski permintaan itu dibatalkan, pembatasan harian hingga 3.500 orang tetap akan diberlakukan. Pemesanan penerbangan masuk ke Jepang diperkenankan selama masih di bawah batas itu, kata Hitoshi Inoue, seorang pejabat di Kementerian Perhubungan.

Petugas yang menggunakan pelindung wajah dan masker menunggu penumpang yang membutuhkan kursi roda di pintu kedatangan Bandara Internasional Narita pada hari pertama penutupan perbatasan untuk mencegah penyebaran varian baru omicron di Narita, timur Tokyo, Jepang, 30 November. ( Foto: Reuters)
Petugas yang menggunakan pelindung wajah dan masker menunggu penumpang yang membutuhkan kursi roda di pintu kedatangan Bandara Internasional Narita pada hari pertama penutupan perbatasan untuk mencegah penyebaran varian baru omicron di Narita, timur Tokyo, Jepang, 30 November. ( Foto: Reuters)

Jepang telah melarang masuknya warga negara asing dari seluruh dunia, kecuali pasangan warga negara Jepang, mereka yang memiliki izin tinggal tetap, dan mereka yang memiliki izin khusus.

Jepang telah melaporkan dua kasus varian omicron, yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pekan lalu.

Jepang telah melonggarkan kegiatan sosial dan ekonomi setelah kasus infeksi dengan cepat melambat sejak September.

Permintaan larangan pemesanan penerbangan mengecewakan orang-orang yang merencanakan perjalanan selama musim liburan, termasuk warga negara Jepang yang tinggal di luar negeri yang berharap pulang kampung selama liburan Tahun Baru. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG