Menteri Luar Negeri Jepang Katsuya Okada meminta maaf kepada para bekas tentara Amerika yang pernah ditawan Jepang, dengan mengakui mereka diperlakukan dengan tidak berperikemanusiaan oleh tentara Jepang dalam Perang Dunia Kedua.
Okada menyampaikan hal ini saat bertemu dengan enam orang bekas tawanan perang dan keluarga mereka yang berada di Tokyo pada hari Senin atas undangan pemerintah Jepang.
Okada meminta kepada mereka agar menerima apa yang ia sebut sebagai permintaan maaf yang setulus hati dari negaranya.
Salah seorang warga Amerika tersebut, Lester Tenney yang berusia 90 tahun, mengatakan ia menyambut baik pemerintaan maaf pemerintah Jepang itu. Tetapi, Tenney mengatakan ia masih menghendaki perusahaan-perusahaan Jepang yang menurutnya menggunakan mereka sebagai buruh budak dalam pertambangan dan pabrik-pabrik agar mengakui penderitaan mereka.
Perusahaan tersebut, antara lain, Mitsui Mining, Mitshubishi Electronics dan Kawasaki Motors. Tenney mengatakan perusahaan perusahaan tersebut telah bungkam selama 65 tahun ini.
Tenney termasuk di antara 78.000 orang tawanan perang warga Amerika dan Filipina yang dipaksa berjalan kaki jarak jauh yang disebut “Bataan Death March,” jalan kaki sejauh hampir 100 kilometer di pulau Luzon pada tahun 1942 dari semenanjung Bataan ke sebuah kamp tahanan.