PM Jepang Yoshihiko Noda mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima telah dalam keadaan dingin dan stabil, membuat bencana nuklir terburuk Jepang dapat diatasi untuk pertamakalinya sejak fasilitas itu rusak akibat gempa dan tsunami bulan Maret.
Noda mengumumkan hal itu hari Jumat dengan menyatakan bahwa krisis yang mulai timbul sembilan bulan yang lalu sudah berakhir.
Ketiga reaktor Fukushima yang rusak telah distabilkan dan tidak lagi membocorkan radioaktif, dan tidak akan berubah menjadi kritis. Tetapi sebagian pakar masih khawatir bahwa fasilitas itu masih tercemar radiasi tingkat tinggi.
Stabilisasi reaktor-reaktor tersebut, yang intinya meleleh dan menyemburkan partikel-partikel radioaktif ke udara dan laut, menandai akhir dari langkah kedua pembersihan di lokasi itu. Langkah ketiga melibatkan usaha menon-aktifkan unit-unit yang rusak itu, sebuah proses yang menurut para ahli akan memakan waktu puluhan tahun.
Menyatakan bahwa PLTN itu stabil merupakan prasyarat pemerintah untuk mengizinkan puluhan ribu warga yang diungsikan dari daerah itu kembali ke rumah mereka. Namun, masih tetap ada wilayah yang tidak boleh dimasuki selama beberapa tahun di sekitar reaktor-reaktor yang rusak itu.
Sementara itu, jurubicara organisasi lingkungan Greenpeace Junicho Sato mengatakan, pernyataan pemerintah itu terlalu dini. Para aktvis Greenpeace melakukan aksi unjuk rasa di luar kediaman PM Yoshihiko Noda hari Jumat (16/12).
