Tautan-tautan Akses

Jepang Peringati Bom Atom di Tengah Ancaman China, Korea Utara


Pengunjung berdoa di depan monumen yang didedikasikan untuk para korban bom atom di Taman Peringatan Perdamaian di Hiroshima, Jepang barat, 6 Agustus 2023.
Pengunjung berdoa di depan monumen yang didedikasikan untuk para korban bom atom di Taman Peringatan Perdamaian di Hiroshima, Jepang barat, 6 Agustus 2023.

Jepang pekan ini memperingati serangan bom atom AS di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, yang menewaskan ratusan ribu warga sipil dan mengakhiri Perang Dunia II. Konstitusi pascaperang Jepang membatasi angkatan bersenjatanya dan menghapus perang sebagai hak bangsa. Namun meningkatnya ancaman dari negara tetangga China dan Korea Utara, mendorong perubahan radikal.

Dalam bahasa Jepang, penyintas serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 disebut 'hibakusha.' Salah seorang dari mereka adalah Sueichi Kido, berusia 83 tahun.

Sueichi Kido, seorang penyintas mengatakan, “Saya mendengar suara pesawa. Pada saat saya melihat ke atas, saya bermandikan kilatan cahaya, dan mendengar ledakan. Saya terlempar sekitar 20 meter dan pingsan. Ibu saya mengalami luka bakar di wajah dan dadanya. Separuh wajah saya terbakar.”

Diperkirakan 215 ribu orang tewas, segera setelah ledakan bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Puluhan ribu lainnya meninggal pada bulan dan tahun berikutnya akibat radiasi.

Bersama dengan beberapa hibakusha lainnya dari distrik asalnya dan ribuan delegasi dari seluruh dunia, Kido pergi ke Hiroshima pada tanggal 6 Agustus untuk menandai peringatan tersebut – guna menyebarkan pesan perdamaian.

“Semua orang kini terancam menjadi hibakusha. Dengan invasi Rusia ke Ukraina, bahaya itu lebih nyata dari sebelumnya,” tambahnya.

Kekalahan Jepang pada tahun 1945 membuat Jepang membatasi angkatan bersenjatanya. Konstitusi pascaperangnya masih menolak perang sebagai hak bangsa. Namun kini Jepang berubah.

Suara-suara yang menyerukan pelucutan senjata, bersaing dengan kenyataan di kawasan Indo-Pasifik yang semakin tegang dan termiliterisasi.

Korea Utara meluncurkan puluhan rudal ke Laut Jepang dalam beberapa bulan terakhir. Dan aksi-aksi militer China di sekitar Taiwan dan Laut Cina Selatan dipandang sebagai ancaman langsung bagi Jepang.

Tetsuo Kotani dari Japan Institute of International Affairs mengatakan, “Ada kesenjangan besar antara Jepang dan China dalam hal kemampuan pertahanan. Jadi kini pemimpin politik Jepang menyadari bahwa kita harus mengisi celah itu dan masyarakat umum juga mendukung kepemimpinan politik Jepang karena rakyat menyaksikan apa yang terjadi dengan Ukraina.”

Jepang Peringati Bom Atom di Tengah Ancaman dari China dan Korea Utara
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:05 0:00

Jepang hendak menggandakan anggaran pertahanan pada tahun 2027 dan meningkatkan kemampuannya untuk menyerang pangkalan asing, yang dalam beberapa puluh tahun tidak boleh dilakukan.

Jepang sedang memasuki era baru, menyisihkan keengganan pascaperang dengan membangun militer yang kuat. Jumlah penyintas bom atom semakin berkurang. Harapan abadi mereka adalah pelajaran dari Hiroshima dan Nagasaki tidak akan terlupakan. [ps/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG