Pemerintah Jepang sedang menyelidiki video yang tampaknya menunjukkan militan Negara Islam (ISIS) telah membunuh satu dari dua warga Jepang yang selama ini disandera.
Video itu menayangkan foto-foto satu dari dua laki-laki Jepang, wartawan Kenji Goto, memegang foto-foto sandera lain, Haruna Yukawa, yang tampaknya telah dipenggal.
Kelompok ISIS, yang kini menguasai sepertiga wilayah Suriah dan Irak, hari Selasa telah mengancam akan memenggal kedua sandera itu dalam waktu 72 jam kecuali bila mereka menerima uang tebusan US$200 juta.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengutuk pesan itu, menilainya sebagai "keterlaluan" dan tidak bisa dimaafkan. Ia menyatakan pemerintahannya tidak akan menyerah pada terorisme. Menteri-menteri kabinet dilaporkan mengadakan pertemuan darurat, membahas video tersebut, yang belum dikukuhkan secara independen.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Patrick Ventrell mengatakan komunitas intelijen Amerika juga sedang berupaya mengukuhkan keaslian video itu dan "berkoordinasi secara erat" dengan Jepang. Ia menyampaikan seruan Jepang bagi pembebasan para sandera segera dan mengatakan Amerika mengutuk tindakan ISIS.
Dalam video tersebut, suara seorang laki-laki yang mengaku sebagai Goto terdengar berbicara dalam bahasa Inggris dengan teks bahasa Arab, ditujukan langsung kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Ia menuduh Abe bertanggung jawab atas kematian Yukawa. Ia mengatakan, militan kini tidak lagi menginginkan uang dan sebaliknya menuntut pembebasan Sajida al-Rishawi, perempuan yang mencoba melakukan serangan bom bunuh diri, dan kini dipenjara di Yordania.