Pihak kejaksaan Jerman, Selasa (5/3), mendakwa seorang berkewarganegaraan Rusia merencanakan serangan bom di Jerman dengan seorang tersangka lainnya yang ditangkap di Perancis karena terlibat dalam rencana serangan terpisah di sana.
Kedua orang itu diduga memiliki hubungan dengan Anis Amri, warga Tunisia yang melancarkan serangan di sebuah pasar Natal di Berlin pada Desember 2016 yang menewaskan 12 orang.
Warga Rusia berusia 31 tahun itu hanya diidentifikasi sebagai Magomed-Ali C. sesuai UU privasi Jerman dan ditangkap Agustus lalu. Ia didakwa sebuah pengadilan di Berlin mempersiapkan sebuah aksi kekerasan dan merencanakan pemboman. Sementara itu, sejawatnya yang ditangkap di Perancis diidentifikasi sebagai Clement B.
Magomed-Ali C. dituduh mengumpulkan sejumlah bahan peledak jenis TATP di apartemennya di Berlin pada Oktober 2016, yang akan digunakannya bersama Clement B untuk melangsungkan serangan di Jerman.
Pihak kejaksaan mengatakan, Magomed-Ali C. tiba di Jerman akhir 2011 dan sudah dikenal sebagai seorang ekstremis Muslim. Ia dulu sering menghabiskan banyak waktunya di sebuah masjid yang dikenal radikal di Berlin yang saat ini sudah ditutup. Ia kemudian berencana untuk bepergian ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, namun rencananya itu berhasil digagalkan Kantor Urusan Warga Asing Berlin.
Sewaktu memutuskan untuk melangsungkan serangan di Jerman, ia kemudian mengubungi Clement B., dan kemudian pada akhir 2015 berhubungan dengan Amri.
Amri sendiri baru bergabung dengan Magomed-Ali C. dan Clement B pada Oktober 2016. Namun, sementara Magomed-Ali C dan Clement mengurungkan niat mereka karena khawatir tercium polisi, Amri bersikukuh melaksanakannya. [ab]