Para jihadis telah menghancurkan sebuah makam di Mali bagian tengah yang telah diusulkan sebagai situs Warisan Dunia PBB, memperingatkan bahwa mereka akan mengejar siapa pun yang tidak mengikuti ajaran Islam yang ketat, menurut seorang saksi, Senin (4/5).
Serangan dinamit di makam Cheick Amadou Barry serupa dengan serangan-serangan yang terjadi di Mali utara pada 2012 ketika para jihadis menguasai kota-kota besar di sana. Kehancuran juga terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai kemunculan kelompok ekstremis baru yang aktif di bagian lebih jauh di selatan dan dekat ibukota.
Barry adalah seorang marbut atau merbot, tokoh penting dalam masyarakat Muslim, pada abad ke-19 yang membantu menyebarkan Islam di antara animis di Mali tengah. Salah satu keturunannya, Balogo Amadou Barry, mengukuhkan pada kantor berita The Associated Press bahwa situs itu telah dirusak sebagian di desa Hamdallahi pada Minggu malam (3/5).
Para jihadis meninggalkan catatan hari Minggu, memperingatkan bahwa mereka akan menyerang semua pihak yang tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
"Mereka juga mengancam Perancis dan para penjaga perdamaian PBB dan semua yang bekerja dengan mereka," ujar Balogo Amadou Barry.
Perancis memimpin operasi militer untuk mengusir ekstremis dari kekuasaan di Mali utara pada awal 2013 dan misi penjaga perdamaian PBB sekarang bertugas untuk menstabilkan negara itu.
Makam itu hancur Minggu sebagai bagian dari desa bersejarah yang merupakan situs warisan nasional. Situs itu dinominasikan pada 2009 untuk diakui oleh badan budaya PBB, UNESCO.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai kelompok jihadis yang sebelumnya tak dikenal, yang menyebut dirinya Gerakan Pembebasan Macina. Kelompok itu telah melakukan serangkaian serangan sejak Januari dan Human Rights Watch mengatakan awal tahun ini bahwa para militan telah mengancam warga yang dituduh bekerjasama dengan Perancis dan pasukan PBB.
Pada 2012 jihadis menghancurkan sekitar 16 makam yang menghormati santo-santo Timbuktu, dengan mengatakan mereka tidak ingin orang-orang menyembah berhala.