LONDON —
Wakil Presiden Amerika, Joe Biden mengatakan dalam pertemuan pejabat-pejabat tinggi dari seluruh dunia, Amerika tetap siap berunding langsung dengan Iran. “Tawaran itu masih berlaku, tetapi perundingan itu harus nyata dan harus ada agenda yang akan dibicarakan. Kami bukan hanya siap melakukannya untuk sekedar latihan saja,” ujarnya.
Biden mengatakan Amerika tidak akan mengadakan pembicaraan seperti itu tanpa memberi tahu sekutu-sekutunya.
Wakil Presiden Biden juga mengimbau Iran agar mengambil pendekatan yang lebih konstruktif dalam perundingan dengan kelompok kontak internasional, yaitu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman. Ia mengatakan, “Masih ada waktu dan ruang bagi diplomasi untuk berhasil. Bola ada di pihak Iran. Sudah saatnya bagi Iran untuk mengambil pendekatan serius dan jujur ke perundingan dengan P5+1.”
Biden juga menjanjikan dukungan Amerika yang berkesinambungan bagi oposisi Suriah, dan mengatakan Presiden Bashar al-Assad “tidak patut lagi” memimpin negaranya, dan “harus mundur.”
Pada saat bersamaan dalam sidang konferensi itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, syarat Amerika itu tidak bisa diterima, dan mengatakan proses perdamaian Jenewa yang disepakati harus dilakukan, termasuk pembicaraan di antara semua pihak. Ia juga menolak anjuran dari salah satu yang hadir dalam konferensi itu untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan di Suriah, yang diamankan oleh pesawat-pesawat tempur internasional.
“Mengenai dibukanya jalur bantuan kemanusiaan dengan dukungan serangan udara, saya tidak setuju. Semua penggunaan kekerasan, ancaman penggunaan kekerasan tidak bisa diterima karena situasi di sana tidak membutuhkan lebih banyak serangan militer, tetapi gencatan senjata dan pengakhiran kekerasan sesegera mungkin,” paparnya.
Lavrov menyatakan, Rusia khawatir keputusan PBB apa pun untuk melakukan operasi militer di Suriah, walaupun untuk tujuan kemanusiaan, akan mengakibatkan keterlibatan internasional yang lebih besar, seperti yang terjadi dengan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Libya.
Ia juga mengatakan Rusia tidak akan menerima penggunaan senjata kimia apa pun di Suriah. Namun Lavrov mengatakan, ia yakin senjata kimia Suriah aman di tangan pemerintahan Assad, dan satu-satunya bahaya penggunaannya adalah apabila senjata itu jatuh ke tangan kelompok oposisi.
Negara-negara Barat dan Israel khawatir senjata itu bisa digunakan oleh pasukan Assad atau diberikan kepada Hezbollah di Libanon. Minggu ini, Israel membom apa yang dikatakannya iring-iringan yang membawa senjata kimia yang siap bertolak ke Lebanon, namun Suriah menyangkal pernyataan itu.
Biden mengatakan Amerika tidak akan mengadakan pembicaraan seperti itu tanpa memberi tahu sekutu-sekutunya.
Wakil Presiden Biden juga mengimbau Iran agar mengambil pendekatan yang lebih konstruktif dalam perundingan dengan kelompok kontak internasional, yaitu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman. Ia mengatakan, “Masih ada waktu dan ruang bagi diplomasi untuk berhasil. Bola ada di pihak Iran. Sudah saatnya bagi Iran untuk mengambil pendekatan serius dan jujur ke perundingan dengan P5+1.”
Biden juga menjanjikan dukungan Amerika yang berkesinambungan bagi oposisi Suriah, dan mengatakan Presiden Bashar al-Assad “tidak patut lagi” memimpin negaranya, dan “harus mundur.”
Pada saat bersamaan dalam sidang konferensi itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, syarat Amerika itu tidak bisa diterima, dan mengatakan proses perdamaian Jenewa yang disepakati harus dilakukan, termasuk pembicaraan di antara semua pihak. Ia juga menolak anjuran dari salah satu yang hadir dalam konferensi itu untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan di Suriah, yang diamankan oleh pesawat-pesawat tempur internasional.
“Mengenai dibukanya jalur bantuan kemanusiaan dengan dukungan serangan udara, saya tidak setuju. Semua penggunaan kekerasan, ancaman penggunaan kekerasan tidak bisa diterima karena situasi di sana tidak membutuhkan lebih banyak serangan militer, tetapi gencatan senjata dan pengakhiran kekerasan sesegera mungkin,” paparnya.
Lavrov menyatakan, Rusia khawatir keputusan PBB apa pun untuk melakukan operasi militer di Suriah, walaupun untuk tujuan kemanusiaan, akan mengakibatkan keterlibatan internasional yang lebih besar, seperti yang terjadi dengan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Libya.
Ia juga mengatakan Rusia tidak akan menerima penggunaan senjata kimia apa pun di Suriah. Namun Lavrov mengatakan, ia yakin senjata kimia Suriah aman di tangan pemerintahan Assad, dan satu-satunya bahaya penggunaannya adalah apabila senjata itu jatuh ke tangan kelompok oposisi.
Negara-negara Barat dan Israel khawatir senjata itu bisa digunakan oleh pasukan Assad atau diberikan kepada Hezbollah di Libanon. Minggu ini, Israel membom apa yang dikatakannya iring-iringan yang membawa senjata kimia yang siap bertolak ke Lebanon, namun Suriah menyangkal pernyataan itu.