Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Port Moresby, Rabu (5/7).
Jokowi merupakan pemimpin terbaru yang mengunjungi Papua Nugini ketika kekuatan-kekuatan besar bersaing untuk mendapatkan pengaruh di negara pulau yang berlokasi strategis itu.
Kunjungan satu hari Jokowi, di mana perjanjian perbatasan dan perdagangan diperkirakan menjadi fokus pembicaraan, dilakukan setelah Perdana Menteri India Narendra Modi dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu belasan pemimpin kepulauan Pasifik di Port Moresby Mei lalu.
Papua Nugini, yang menganggap China sebagai mitra dagang utama, menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan AS selama kunjungan Blinken. Kesepakatan itu memungkinkan akses militer AS ke pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara negara itu.
Sebagai negara kaya sumber daya alam, tetapi belum berkembang itu, Papua Nugini -- yang berpenduduk 9 juta jiwa -- berbagi perbatasan sepanjang 760 kilometer dengan Indonesia. Hubungan diplomatik kedua negara terganggu oleh ambisi kelompok-kelompok separatis Melanesia di wilayah Papua, Indonesia, yang dikuasai oleh Indonesia setelah pemungutan suara pada 1969.
Sebuah perjanjian perbatasan dasar dengan Indonesia, yang telah terhenti selama 10 tahun oleh parlemen Papua Nugini, telah diratifikasi pada Maret. Marape mengatakan ia berusaha untuk meningkatkan hubungan bisnis dan perjalanan udara antara kedua negara. [ab/uh]
Forum