Presiden Joko Widodo mengatakan, Kamis (29/4), bahwa pihak berwenang akan membangun rumah untuk keluarga awak kapal selam KRI Nanggala yang hilang sebelum kemudian ditemukan sudah menjadi puing di Laut Bali. Seluruh 53 awaknya tewas.
KRI Nanggala-402 buatan Jerman ditemukan di kedalaman hampir 840 meter pada Minggu (25/4) setelah kehilangan kontak beberapa hari sebelumnya saat mempersiapkan latihan penembakan torpedo.
Dilaporkan oleh Reuters, dalam pertemuan dengan para keluarga korban di hangar di pangkalan Angkatan Laut, di Jawa Timur, Jokowi mengatakan lokasi rumah yang akan dibangun disesuaikan dengan keinginan keluarga masing-masing.
Jokowi mengatakan pekan ini bahwa pemerintah akan menaikkan pangkat militer anggota awak Nanggala secara anumerta dan membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Minggu ini, para keluarga korban berkumpul di berbagai lokasi di seluruh Indonesia untuk memberi penghormatan kepada para awak yang meninggal dalam kecelakaan itu. Mereka juga mendesak pihak berwenang untuk mengevakuasi jenazah korban dari dalam laut.
TNI Angkatan Laut telah mencoba mencari cara untuk mengevakuasi sisa-sisa kapal selam tersebut.
Para ahli memperingatkan bahwa mengangkat kapal selam ke permukaan akan menjadi tugas sangat berat yang membutuhkan peralatan penyelamatan khusus.
Juru bicara angkatan laut Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan pada Rabu (28/4) bahwa pihak berwenang sedang berkoordinasi dengan SKK Migas untuk mengkaji apakah perusahaan-perusahaan migas memiliki peralatan untuk mengangkat komponen berat. [na/ft]